Bisnis.com, JAKARTA—Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak dimaknai sebagai hal negatif oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Jusuf Kalla atau JK, pelemahan tersebut memang menimbulkan harga-harga barang konsumsi yang diimpor menjadi naik.
“Tapi di daerah-daerah yang penghasilan barang ekspor, seperti di daerah penghasil sawit, batu bara, udang, kopi, cokelat, itu semua menikmati,” ujarnya, Selasa (3/7).
Oleh karena itu, kata dia, rupiah yang melemah jangan hanya dilihat sisi negatifnya saja. Menurut JK, masyarakat pun harus melihat sisi positfnya.
Di sisi lain, JK menyebut pemerintah pun selalu melakukan langkah strategis untuk mengatasi penguatan dolar AS terhadap rupiah yang bisa terjadi kapan saja. Diantaranya adalah peningkatan ekspor.
“Maka kita harus menggunakan sisi positif itu diperbaiki, meningatkan ekspor, itu hanya bisa diatasi dengan itu [peningkatan ekspor]. Tidak bisa diatasi hanya dengan minjam tapi peningkatan ekspor, tidak bisa diatasi dengan peningakatan [suku] bunga tapi bagaimana produktivitas yang menghasilkan dolar itu diperbanyak,” terangnya.
Baca Juga
Seperti dihimpun bisnis.com, nilai tukar rupiah melemah 53 poin atau 0,37% ke level Rp14.443 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada awal sesi II perdagangan hari ini, Selasa (3/7/2018).