Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Meluncur, Pasar Asia Bergerak Variatif Pagi Ini

Pergerakan sejumlah indeks saham di Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini, Senin (28/5/2018), saat saham energi melemah setelah harga minyak membukukan penurunan terbesarnya dalam sekitar setahun.
Bursa MSCI Asia./.Reuters
Bursa MSCI Asia./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham di Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini, Senin (28/5/2018), saat saham energi melemah setelah harga minyak membukukan penurunan terbesarnya dalam sekitar setahun.

Di sisi lain, kinerja mata uang euro reli setelah presiden Italia menolak calon menteri keuangan yang berpandangan skeptis terhadap mata uang tunggal tersebut.

Indeks Topix Jepang bergerak lebih tinggi pada pukul 9.25 pagi waktu Tokyo (pukul 07.25 pagi WIB), sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%. Pada saat yang sama, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5% dan Hang Seng index futures turun 0,2%.

Dilansir dari Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasikan bahwa rencana pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Korea Utara pada bulan Juni kembali terbuka.

Trump pada Minggu (27/5/2018) mengatakan tim persiapan dari negaranya telah tiba di Korea Utara untuk mempersiapkan KTT Korea Utara  AS, yang sempat dibatalkan olehnya pekan lalu sebelum kemudian dipertimbangkan kembali.

Sementara itu, sub-indeks energi dari indeks MSCI Asia Pacific mengalami penurunan terbesar setelah seorang menteri Arab Saudi mengatakan bahwa pasokan minyak akan meningkat pada paruh kedua tahun ini. Harga minyak pun meluncur lebih jauh ke bawah US$70 per barel di New York.

Aktivitas perdagangan hari ini cenderung lebih sepi dengan ditutupnya perdagangan di AS dan Inggris karena libur. Investor selanjutnya mengalihkan fokus mereka ke rilis sejumlah data ekonomi pekan ini.

Data tersebut di antaranya inflasi Eropa, manufaktur China, dan laporan pekerjaan di AS. Pelaku pasar akan memantau data pekerjaan AS untuk bulan Mei yang dirilis Jumat pekan ini, sebelum para pembuat kebijakan The Federal Reserve menggelar pertemuan pada bulan Juni.

Investor juga memantau perkembangan di Italia setelah negara ini semakin tenggelam dalam ketidakpastian politik, saat para pemimpin populis gagal dalam upaya mereka untuk membentuk pemerintahan.

Presiden Sergio Mattarella mengatakan dia menolak pilihan populis yang mencalonkan Paolo Savona sebagai menteri keuangan demi kebaikan negara dan demi tabungan finansial yang telah terancam oleh meningkatnya spread obligasi dan kekhawatiran pasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper