Bisnis.com, JAKARTA--Emiten kontraktor tambang PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) menargetkan pendapatan sekitar US$825 juta--US$875 juta dolar, tumbuh 7,9%-14,44% dari realisasi tahun lalu senilai US$764,61 juta.
Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto menyampaikan, industri batu bara terus bertumbuh sejak 2017 seiring dengan membaiknya harga global. Sampai akhir 2019, diperkirakan harga batu hitam masih stabil di atas level US$80 per ton.
Oleh karena itu, pada 2018 perseroan mengupayakan peningkatan kinerja operasional dan keuangan. Target pendapatan tahun ini berkisar US$825 juta--US$875 juta dan EBITDA sekitar US$280 juta--320 juta.
"Outlook harga batu bara bagus, permintaan kontrak penambangan juga meningkat. Kami harapkan produksi juga tumbuh," ujarnya, Kamis (24/5/2018).
Pada 2017, DOID membukukan pendapatan US$764,61 juta, naik 22,15% yoy, dan EBITDA US$281 juta, tumbuh 38,6% yoy. Per Maret 2018, pendapatan perusahaan naik 0,27% yoy menuju US$181,84 juta dan laba bersih US$10,45 juta, turun 55,98% yoy.
Menurut Eddy, ada dua faktor yang menyebabkan penurunan laba. Pertama, cuaca hujan yang menghambat proses produksi pada Januari--Februari 2018. Kedua, belanja dump truck second, sehingga membutuhkan biaya overhaul.
Baca Juga
Pada kuartal I/2018, perusahaan mendatangkan dump truck impor sebanyak 25 unit, dari total pemesanan 33 unit. Pembelian alat second ini dilakukan karena pembelian alat berat baru membutuhkan waktu order hingga 12 bulan.
"Sebetulnya kami ingin alat baru semua, tetapi pasar alat berat sangat ketat dan proyek harus berjalan. Terpaksa kami impor unit second, dan menambah biaya di ongkos overhaul," ujarnya.
Tahun ini, perseroan berencana menambah 250 unit alat berat baru. Fasilitas ini akan melengkapsi alat berat existing yang hampir mencapai 3.000 unit.
Eddy optimistis dapat mencapai target yang dicanangkan pada 2018. Pasalnya, kondisi cuaca membaik, peralatan sudah siap, dan kapasitas terpasang meningkat.
Saat ini, kapasitas produksi perseroan mencapai 33--35 juta bank cubic meter (BCM) per bulan, meningkat dari awal tahun yang di bawah 30 juta BCM per bulan. Sampai akhir 2018, kapasitas produksi diuapayan naik hingga 40 juta BCM per bulan.
Kontrak jasa penambangan pun 60% menggunakan harga floating yang mengikuti indeks batu bara Newcastle, sehingga cenderung tinggi nilainya. Adapun, 40% kontrak lainnya menggunakan harga tetap.
Dalam 5 bulan pertama 2018, perusahaan mengantongi komitmen kontrak baru US$2 miliar. Pencapaian ini membuat DOID memiliki kontrak berjalan senilai US$7 miliar, karena US$5 miliar lainnya merupakan perpanjangan dari 2017.
Sampai akhir 2018, perseroan menargetkan adanya 1 kontrak baru, dan pembaruan 2 kontrak dari yang sudah ada. Saat ini, DOID sudah memiliki 11 kontrak dengan durasi 7-8 tahun.
"Sebelumnya US$7 miliar itu menjadi target kami sepanjang 2018, nantinya target itu akan kami perbarui," tuturnya.