Bisnis.com, JAKARTA–Investor saham PT XL Axiata Tbk. (EXCL) boleh jadi kecewa dengan kinerja perseroan pada kuartal I/2018. Namun, sejumlah analis masih memberikan rekomendasi beli terhadap sahamnya, walaupun memangkas target harganya.
Pada penutupan perdagangan Rabu (16/5), saham EXCL naik 60 poin atau 3,43% menjadi Rp1.810. Harga saham itu menurun 38,85% secara year-to-date (ytd).
Manajemen EXCL melaporkan kinerja kuartal I/2018 pada Senin (14/5). Selepas dirilis, sahamnya anjlok 7,89% pada penutupan perdagangan.
Dalam periode Januari--Maret 2018, pendapatan perusahaan naik 4,5% year-on-year (yoy) menjadi Rp5,5 triliun, tetapi laba bersih anjlok 66,8% menjadi Rp15,4 miliar.
Analis PT UOB Kay Hian Sekuritas Alexander Margaronis menyampaikan, laba bersih EXCL pada kuartal I/2018 berada di bawah ekpektasi perusahaan dan konsensus analis secara umum. Namun, pertumbuhan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar 4,5% yoy dan 7% yoy masih sesuai estimasi.
Rerata pendapatan per pengguna (average rate per uset/ARPU) berada di level Rp30.000, turun dari kuartal IV/2017 sebesar Rp34.000. Akan tetapi, pendapatan dari segmen data berhasil melonjak 80%.
Baca Juga
"Ada peluang kinerja EXCL membaik pada kuartal II dan III/ 2018," paparnya dalam riset, dikutip Rabu (16/5/2018).
Dengan perhitungan laba kuartal I/2018 yang tergerus dan masih ada potensi terjadinya perang tarif data, Alexander pun menurunkan estimasi kinerja EXCL. Laba bersih perusahaan pada 2018 diperkirakan hanya mencapai Rp173 miliar, dibandingkan proyeksi sebelumnya Rp437,7 miliar.
Dari sisi saham, performa EXCL cenderung tertekan sepanjang tahun berjalan. Namun, UOB Kay Hian masih memberikan rekomendasi layak beli dengan target Rp2.950 pada akhir 2018, turun dari target sebelumnya Rp3.850.
"Target harga baru mencerminkan EV/EBITDA 4,8 kali, lebih rendah dari rata-rata EV/EBITDA rata-rata selama 5 tahun," paparnya.
Alexander mengungkapkan, alasan pihaknya merekomendasikan beli terhadap saham EXCL ialah karena harga wajarnya sudah tertekan oleh perang harga dan minim katalis positif. Namun, hal itu dapat tereduksi oleh proyeksi pertumbuhan pendapatan yang stabil.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni Dustin menyampaikan, pencapaian laba bersih EXCL pada kuartal I/2018 hanya mencakup 17,1% estimasi Mirae. Oleh karena itu, pihaknya memangkas proyeksi laba perusahaan pada 2018 menjadi Rp461 miliar dari perkiraaan sebelumnya Rp556 miliar.
Giovanni pun menurunkan target harga saham EXCL menjadi Rp3.100. Angka itu mencerminkan proyeksi P/E 44,1 kali.