Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar AS Masih Loyo, Euro Menguat

Koreksi indeks dolar AS berlanjut pada perdagangan pagi ini, Senin (14/5/2018), terbebani turunnya imbal hasil obligasi AS saat investor mengurangi ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan meluncurkan serangkaian kenaikan suku bunga yang cepat.
Uang dolar AS./Antara
Uang dolar AS./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Koreksi indeks dolar AS berlanjut pada perdagangan pagi ini, Senin (14/5/2018), terbebani turunnya imbal hasil obligasi AS saat investor mengurangi ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan meluncurkan serangkaian kenaikan suku bunga yang cepat.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama melemah 0,147 poin atau 0,16% ke level 92,390 pada pukul 08.28 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan turun tipis 0,011 poin atau 0,01% di level 92,526, setelah pada perdagangan Jumat (11/5) berakhir melemah 0,12% atau 0,113 poin di posisi 92,537.

Dilansir Reuters, indeks mencapai level tertingginya dalam 4,5 bulan di 93,416 pada perdagangan Rabu (9/5), seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS yang menyoroti kesenjangan lebarnya gap suku bunga antara Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Namun, kinerja imbal hasil selanjutnya turun menyusul kurang bergairahnya rilis data inflasi AS sehingga mendorong meredanya spekulasi para pedagang atas laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat.

CPI inti, tidak termasuk komponen makanan dan energi, naik 0,1% pada April 2018 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, serta lebih kecil dari proyeksi median ekonom untuk kenaikan sebesar 0,2%.

Turut membebani gerak greenback adalah berlanjutnya penguatan kiinerja mata uang euro pagi ini. Nilai tukar euro terpantau menguat 0,17% ke US$1,1963 pada pukul 08.51 WIB, setelah berakhir menguat 0,23% di US$1,1943 pada perdagangan Jumat (11/5).

Namun, mata uang bersama tersebut diperkirakan akan tetap menghadapi tekanan politik, sehingga membatasi lonjakannya terhadap mata uang AS.

“Euro kemungkinan akan menarik dukungan lanjutan dari kemerosotan dolar yang sementara. Tetapi ketidakpastian atas politik Italia dan kelemahan pada pasar obligasi Italia akan membatasi gerak euro,” kata Masafumi Yamamoto, chief forex strategist di Mizuho Securities.

Harga obligasi pemerintah Italia turun, sedangkan imbal hasilnya naik tajam pekan lalu akibat ketidakpastian tentang masa depan politik negara itu.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

14/5/2018

(Pk. 08.28 WIB)

92,390

(-0,16%)

11/5/2018

92,537

(-0,12%)

10/5/2018

92,650

(-0,42%)

9/5/2018

93,040

(-0,09%)

8/5/2018

93,120

(+0,40%)

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro