Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS bergerak di kisaran level tertingginya dalam empat bulan terakhir pada perdagangan Selasa (8/5/2018), ditopang imbal hasil obligasi yang lebih tinggi serta prospek optimistis terhadap ekonomi AS.
Meski demikian, pergerakannya dibatasi oleh penguatan nilai tukar yen saat minat investor terhadap aset berisiko menyusut di tengah kekhawatiran seputar rencana pengumuman kesepakatan nuklir Iran oleh Presiden AS Donald Trump.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama turun tipis 0,016 poin atau 0,02% ke level 92,733 pada pukul 13.54 WIB.
Sebelumnya, indeks dolar dibuka turun 0,024 poin atau 0,03% di level 92,725. Adapun pada perdagangan Senin (7/5), indeks berakhir menguat 0,2% atau 0,183 poin di posisi 92,749.
Dilansir Reuters, perhatian pasar tertuju pada keputusan Presiden AS Donald Trump tentang masa depan perjanjian nuklir internasional dengan Iran.
Dia telah berulang kali mengancam akan menarik diri dari kesepakatan itu, yang berisikan persetujuan bagi Iran untuk membatasi aktivitas nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi. Kecuali, delegasi sejumlah negara Eropa yang juga menandatangani kesepakatan tersebut memperbaiki apa yang disebutnya sebagai kelemahan dalam perjanjian.
“Saya akan mengumumkan keputusan saya tentang Kesepakatan Iran besok dari Gedung Putih pada pukul 2 siang,” tulis Trump dalam akun Twitter-nya pada Senin (7/5).
Menurut Shusuke Yamada, Chief Japan FX Strategist di Bank of America Merrill Lynch, pasar mata uang melihat pengumuman mengenai Iran sebagai potensi risiko.
Sebelumnya, kekhawatiran pasar yang mereda atas risiko dari perselisihan perdagangan AS-China dan isu Korea Utara, telah membantu mengalihkan fokus investor kembali pada fundamental yang mendukung dolar selama sebulan terakhir.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS dan data ekonomi yang solid juga telah mendorong dolar AS dalam beberapa pekan terakhir. Sementara itu, data payroll AS yang dirilis pada Jumat (4/5) menunjukkan kekuatan mendasar pada pasar tenaga kerja yang mendukung ekspektasi stabilnya kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve.
Normalisasi kebijakan moneter di AS, yang telah bergerak secara signifikan di depan negara-negara lain, diketahui telah menjadi faktor pendukung dolar AS yang besar.
Posisi indeks dolar AS
8/5/2018 (Pk. 13.54 WIB) | 92,733 (-0,02%) |
7/5/2018 | 92,749 (+0,20%) |
4/5/2018 | 92,566 (+0,16%) |
3/5/2018 | 92,414 (-0,11%) |
2/5/2018 | 92,512 (+0,07%) |
Sumber: Bloomberg