Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk. berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan operasional bruto (GOR). Pada kuartal I/2018, Siloam mencatatkan GOR senilai Rp1,4 triliun, naik sebesar 12,4% dibandingkan dengan kuartal I/2017.
GOR untuk delapan rumah sakit mature naik sebesar 7,8% dari Rp688,1 miliar pada kuartal I/2017 menjadi Rp742,1 miliar pada kuartal I/2018, dan memberikan kontribusi sebesar 35,4% terhadap pertumbuhan GOR emiten berkode saham SILO tersebut.
Adapun, GOR untuk sembilan rumah sakit developing tercatat mencapai Rp444,9 miliar, naik sebesar 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni senilai Rp424,3 miliar, dan berkontribusi sebesar 13,5% terhadap total pertumbuhan GOR perseroan.
Sementara itu, delapan rumah sakit baru yang dibuka pada 2017 mencatat GOR senilai Rp61,5 miliar, naik 548,9% dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp9,5 miliar dan berkontribusi 34,1% terhadap pertumbuhan GOR.
“Terlepas dari pasar yang menantang, kami mencatat pertumbuhan moderat sebesar 12,4% pada GOR dan pertumbuhan dua digit pada volume,” kata Presiden Direktur PT Siloam International Hospitals Tbk. Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/5/2018).
Sementara itu, pendapatan operasional bersih (NOR) perseroan mencapai Rp1,1 triliun, naik sebesar 11% dibandingkan kuartal I/2017. Adapun laba kotor SILO tercatat Rp643,5 miliar, naik sebesat 10,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
EBITDA perseroan turun sebesar 1,9% menjadi Rp182,5 miliar yang disebabkan oleh kenaikan biaya operasional serta biaya sewa. Laba bersih tercatat mencapai Rp500 juta, turun 98,8% karena kenaikan 21% dalam depresiasi sebagai akibat dari akuisisi aset yang dilakukan pada kuartal IV/2017.
"Dari sisi okupansi, SILO juga mencatatkan kenaikan. Kunjungan pasien rawat jalan naik sebesar 13,7%, admisi rawat inap naik 13,1%, dan utilisasi tempat tidur mencapai 54,6%," imbuhnya
Pada awal tahun ini, SILO juga telah membuka rumah sakit ke-33 di Jember, Jawa Timur dengan kapasitas 323 tempat tidur. Ketut menambahkan, pendirian cabang ini menandai rencana ekspansi perseroan berjalan dengan baik.
Adapun, sasaran dari pendirian rumah sakit di Jember ini adalah pasien di kota-kota sekitar yakni Banyuwangi, Bondowoso, Situdondo, dan Lumajang. "Dengan hanya 12 rumah sakit di Jember pembukaan cabang kami sangat strategis."
Dengan demikian, SILO mengelola 33 rumah sakit di 24 kota dan 16 klinik di 8 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan melayani lebih dari 2 juta kunjungan dan admisi serta melakukan lebih dari 55.300 operasi per tahun.
Total kapasitas tempat tidur mencapai 6.800 unit dengan sekitar 2.700 spesialis dan dokter umum dan lebih dari 10.000 perawat dan staf pendukung.