Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. memberikan tambahan pinjaman dana pemegang saham atau shareholder loan kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia untuk pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Manajemen Wijaya Karya dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan Keputusan Direksi telah menyetujui pemberian shareholder loan (pinjaman dari pemegang saham) senilai Rp625 miliar kepada perusahaan patungan tersebut. Rencananya, transaksi itu bakal dilakukan pada April 2018.
Emiten berkode saham WIKA itu telah mengucurkan shareholder loan sebanyak enam kali dengan total Rp2,52 triliun. Dengan adanya tambahan tersebut, total kucuran dana perseroan kepada Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) mencapai Rp3,15 triliun.
Pemberian shareholder loan tersebut merupakan transaksi afiliasi mengingat perseroan merupakan pemegang 38% saham di PSBI. Jumlah transaksi material tersebut apabila ditambah dengan realisasi sebelumnya maka sebesar 21,56% dari ekuitas perseroan Rp14,63 triliun.
“Pinjaman tersebut akan digunakan PSBI sebagai tambahan setoran modal kepada PT Kereta Cepat Indonesia dalam proyek kereta cepat. Seluruh pemegang saham PSBI akan melakukan hal yang sama sesuai porsi kepemilikannya,” tulis Manajemen Wijaya Karya dalam keterbukaan informasi, Jumat (13/4).
Manajemen WIKA menyebut sumber pendanaan berasal dari pinjaman Bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Utang tersebut memiliki tingkat bunga 7,75% dan jatuh tempo pada 2 Juni 2018.
Baca Juga
Saat diminitai konfirmasi, Minggu (15/4) Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwi Windarto menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan sebagai modal pembebasan lahan. Sebelumnya, langkah serupa telah ditempuh menyusul belum cairnya pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Sebagai catatan, PSBI merupakan pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan 60% di KCIC. Sisanya, 40% saham dimiliki oleh konsorsium korporasi China.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki nilai investasi US$5,14 miliar atau setara Rp70,8 triliun. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi dari setoran modal sebesar 25% dari pemegang saham KCIC dan sisanya sekitar 75% akan dibiayai pinjaman perbankan.
Sementara itu, WIKA merupakan pemegang saham mayoritas di PSBI. Perusahaan tersebut dibentuk bersama BUMN lainnya yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk., untuk menggarap proyek kereta cepat. Nilai kontrak yang ditangani WIKA untuk proyek tersebut senilai US$1,29 miliar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno sebelumnya menjelaskan bahwa pembebasan lahan di 4 titik lokasi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung molor hingga akhir 2017. Akibatnya, penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dipastikan mundur dari jadwal semula 2019 menjadi 2020.