Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA 2017: Penjualan Ekspor Ultrajaya (ULTJ) Tergerus

Kinerja penjualan ekspor PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. mencatatkan penurunan hingga 44% sepanjang 2017.
Proses produksi di pabrik PT Ultrajaya/Ilustrasi-jobsdc.com
Proses produksi di pabrik PT Ultrajaya/Ilustrasi-jobsdc.com

 

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja penjualan ekspor PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. mencatatkan penurunan hingga 44% sepanjang 2017.

Berdasarkan laporan keuangan 2017, nilai penjualan ekspor 2017 ULTJ mencapai Rp19,78 miliar, atau turun 44% bila dibandingkan dengan Rp35,26 miliar pada 2016. Lebih detail, nilai penjualan ekspor minuman dan makanan ULTJ per 2017 masing-masing terdiri dari Rp10,79 miliar dan Rp8,99 miliar.

Penurunan yang cukup dalam pada ekspor makanan ULTJ, turun 58,36% sepanjang 2017, dari posisi Rp21,59 miliar pada 2016. Untuk penjualan minuman ekspor sepanjang 2017 turun 21,06% dari posisi Rp13,67 miliar pada 2016.

Kendati begitu, total penjualan emiten bersandi saham ULTJ per 2017 setelah dikurangi pajak pertambahan nilai senilai Rp4,87 triliun, berhasil tumbuh 4,05% dari posisi Rp4,68 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ULTJ pada 2017, dominan didorong penjualan di dalam negeri.

Adapun, penjualan di dalam negeri Rp5,34 triliun pada 2017, tumbuh 4,5% dari posisi Rp5,11 triliun pada 2016. Selain itu, penjualan produk ULTJ di dalam negeri untuk minuman dan makanan masing-masing Rp5,16 triliun dan Rp182,43 miliar.

Pada 2017, ULTJ membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp703,15 miliar, naik tipis 0,11% dari posisi Rp702,35 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Hingga akhir tahun lalu, aset yang telah dibukukan oleh ULTJ mencapai Rp5,18 triliun, naik 22,4% dari posisi Rp4,23 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun komposisi aset terdiri dari liabilitas dan ekuitas masing-masing senilai Rp978,18 miliar dan Rp4,2 triliun.

Pada Senin (2/4/2018), kinerja saham ULTJ turun 4,4% atau 70 poin menuju level Rp1.520 per saham dan per earning ratio (PER) mencapai 24,92%. Sementara itu, kapitalisasi pasar mencapai Rp17,56 triliun.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengungkapkan, kinerja emiten consumer goods pada tahun ini berpotensi lebih baik, karena akan adanya pemilihan kepala daerah serentak (Pilkada) pada tahun ini. Dia mengungkapkan, aktivitas politik akan memberikan dampak positif pada kinerja emiten barang-barang konsumsi.

"Pertumbuhan emiten consumer goods pada tahun ini akan didorong Pilkada serentak dan membaiknya daya beli masyarakat," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (2/4/2018).

Berdasarkan konsensus Bloomberg, dua analis merekomendasikan buy untuk saham ULTJ. Dalam konsensus, pendapatan ULTJ pada 2018 diproyeksikan akan mencapai Rp5,98 triliun dan laba Rp842 miliar, masing-masing diprakirakan tumbuh 11% dan 19% sepanjang 2018.

Sementara itu, earning before interest, taxes, depreciation, and amortization ULTJ pada tahun ini diproyeksikan akan mencapai Rp1,19 triliun dan earning per share (laba per saham) pada 2018 bakal mencapai Rp20,82.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper