Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pertambangan batu bara PT Bayan Resources Tbk., (BYAN) membukukan pendapatan senilai US$1,07 miliar, naik 92,15% year-on-year (yoy) dari sebelumnya US$555,48 juta.
Dalam laporan keuangan 2017, manajemen BYAN menyebutkan pendapatan perseroan mencapai US$1,07 miliar. Jumlah itu naik dari 2016 sebesar US$555,48 juta.
Pendapatan dari segmen batu bara mencapai US$1,04 miliar, naik dari sebelumnya US$530,83 juta. Adapun, segmen non-batu bara berkontribusi US$20,71 miliar, turun dari 2016 sebesar US$24,65 juta.
“Penjualan batu bara ekspor sebesar US$935,52 juta, sedangkan domestik senilai US$107,30 juta,” papar manajemen.
Sementara itu, beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$513,80 juta dari sebelumnya US$345,07 juta. Namun, laba bruto masih naik menuju US$553,58 juta dari 2016 sebesar US$210,41 juta.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$319,81 juta pada 2017. Nilai itu melonjak 1.012,38% yoy dari realisasi 2016 sebesar US$28,75 juta.
Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi meningkat menjadi US$431,94 juta dari sebelumnya US$99,47 juta. Posisi kas dan setara kas pada akhir 2017 mencapai US$58,67 juta, turun dari 2016 sebesar US$59,77 juta.
Liabilitas BYAN turun menuju US$373,21 juta pada tahun lalu dibandingkan 2016 senilai US$636,53 juta. Namun, liabilitas jangka pendek melonjak menjadi US$302,64 juta pada 2017 dari sebelumnya US$87,98 juta.
Ekuitas perseroan naik menuju US$515,60 juta pada 2017 dari sebelumnya US$188,15 juta. Total aset pun meningkat menjadi US$888,81 juta dari sebelumnya US$824,68 juta.