Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distribusi ponsel, PT Tiphone Mobile Indonesia berencana menerbitkan obligasi senilai total Rp2 triliun guna menempuh refinance sejumlah utang perseroan yang akan jatuh tempo pada pertengahan tahun ini.
Dalam publikasi resmi perseroan belum lama ini, emiten dengan kode saham TELE tersebut menyebut akan meminta restu pada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan 5 April 2018.
Sekretaris Perusahaan PT Tiphone Moblie Indonesia Tbk. Semuel Kurniawan menyampaikan, perusahaan berencana menerbitkan obligasi tersebut dalam dua tahap berbentuk PUB atau Penawaran Umum Berkelanjutan.
“Rencananya kami akan menerbitkan obligasi tersebut dua kali dalam PUB, masing-masing nilainya Rp1 triliun, setelah persetujuan pemegang saham atau bulan depan [April 2018],” ungkap Semuel, Senin (19/3/2018).
Semuel mengungkapkan perusahaan akan menggunakan dana obligasi dari PUB tahap I untuk membiayai utang yang akan jatuh tempo pada Juli 2018. Pada periode tersebut, utang TELE yang harus segera di-refinance juga senilai Rp1 triliun.
Kendati demikian, perseroan belum memiliki pipeline khusus soal kapan rencananya PUB tahap II obligasi akan dilaksanakan. Pasalnya, tahun ini perusahaan fokus mengonversi system penjualan konvensional menjadi digital, sehingga tidak banyak memakan belanja modal.
Baca Juga
Adapun, anak usaha TELE yaitu PT Tele Utama Nusantara sebelumnya mengalokasikan investasi sekitar US$30 juta atau sekitar Rp408 miliar untuk memperkokoh bisnis financial technology pada 2018. Tahun ini, Tele Utama Nusantara berambisi berkontribusi 10% terhaap total pendapatan konsolidasi.
TeleShop juga akan menyediakan modal pinjaman peer to peer landing, untuk meningkatkan modal bagi pelaku UMKM. Pelaku UMKM yang dimaksud adalah warung-warung kecil, pedagang voucher, minimarket yang stand alone, pedagang kaki lima dan koperasi.
PT Tiphone Moblie Indonesia Tbk. membukukan penurunan laba sepanjang 2017 dibandingkan tahun sebelumnya. Dari laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Tiphone Indonesia membukukan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp417,59 miliar pada 2017.
Nilai laba tersebut tercatat turun sebesar 10,47% dibandingkan capaian perseroan tahun 2016 yang sebesar Rp468,18 miliar. Laba emiten dengan kode saham TELE tersebut turun meski pendapatan perusahaan naik tipis.
Laporan keuangan perusahaan menyebut pada 2017 TELE membukukan pendapatan Rp27,91 triliun, meningkat 2% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp27,31%. Adapun, beban pokok pendapatan TELE naik 2,4% (yoy) dari Rp27,31 triliun.