Bisnis.com, JAKARTA – Platform Indonesia terbesar untuk membeli dan menjual mata uang digital kemungkinan akan segera memiliki lebih banyak anggota dibandingkan dengan jumlah anggota bursa saham.
Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax), sebelumnya bernama Bitcoin.co.id, akan memiliki 1,5 juta anggota yang mentransaksikan mata uang digital seperti bitcoin, ethereum dan ripple pada akhir tahun ini, menurut CEO Oscar Darmawan.
“Platform yang memulai operasinya pada 2014, saat ini memiliki 1,14 juta investor,” ujar Oscar, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (14/3/2018).
Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI), yang di antaranya menawarkan saham, kontrak berjangka, dan ETF, memiliki 1,18 juta peserta terdaftar, menurut data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Indodax menargetkan volume harian mencapai dua kali lipat dari rata-rata Rp100 miliar (US$7,3 juta) per hari saat ini. Sementara itu, data bursa efek mencatat transaksi harian rata-rata mencapai nilai setara US$550 juta pada 2017.
Perusahaan-perusahaan yang diperdagangkan pada BEI memiliki kapitalisasi pasar gabungan senilai US$520 miliar, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.
“Kami melihat hampir 3.000 anggota baru mendaftar setiap hari,” lanjut Oscar. “Kebanyakan pelaku berdagang dengan bitcoin walaupun transaksi pada ethereum telah meningkat secara signifikan akhir-akhir ini.”
Meski belum melarang bursa-bursa pertukaran melakukan penawaran cryptocurrency, Bank Indonesia (BI) telah mengimbau investor untuk menahan diri memiliki, menjual, atau memperdagangkan cryptocurrency.
Dalam suatu kesempatan, Ida Nuryanti, Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia mengatakan sistem pembayaran di Indonesia belum mengakomodasi mata uang digital tersebut.
“Bitcoin tidak bisa dicairkan di Indonesia. Underlying asset-nya pun tidak jelas,” terangnya.