Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Kian Terangkat Optimisme Ekonomi AS

Pergerakan bursa Asia menguat pada perdagangan pagi ini, Senin (12/3/2018), mengekor penguatan bursa Amerika Serikat (AS), menyusul laporan data pekerjaan yang menunjukkan kekuatan ekonomi negeri adidaya tersebut.
Bursa Jepang Topix/Reuters
Bursa Jepang Topix/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa Asia menguat pada perdagangan pagi ini, Senin (12/3/2018), mengekor penguatan bursa Amerika Serikat (AS), menyusul laporan data pekerjaan yang menunjukkan kekuatan ekonomi negeri adidaya tersebut.

Indeks Topix Jepang menguat 1,5% pada pukul 9.06 pagi waktu Tokyo (pukul 07.06 WIB) dan indeks Nikkei 225 Stock Average melonjak 2,1%. Adapun indeks S&P/ASX 200 di Australia menguat 0,8%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7%.

Sementara itu, indikator indeks S&P 500 naik 0,2% pagi ini. Pada perdagangan Jumat (9/3/2018), indeks saham acuan AS tersebu berakhir melonjak sekitar 1,7%.

Dilansir Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific pun menguat dengan pasar di Tokyo, Sydney, dan Seoul bergerak lebih tinggi. Pada perdagangan Jumat, indeks S&P 500 naik dan indeks Nasdaq Composite melonjak ke rekor tertinggi baru setelah data nonfarm payroll AS melampaui perkiraan.

Imbal hasil obligasi AS memperpanjang kenaikannya menjadi 2,90% dan dolar menguat. Di sisi lain, dolar Australia menguat setelah negara tersebut dibebaskan dari pengenaan tarif impor logam oleh AS.

Indikator ekonomi yang kuat telah mendorong potensi penaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve sekaligus memberi dorongan baru ke pasar ekuitas global yang bullish.

Pasar selanjutnya akan mencermati sejumlah data China yang dirilis pekan ini serta data inflasi dan penjualan ritel AS yang dapat memberi lebih banyak petunjuk tentang kekuatan pertumbuhan global.

Minat terhadap aset berisiko sebelumnya telah mendapat sentimen positif dari rencana Presiden Donald Trump untuk bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un serta rencana pengenaan tarif yang lebih sempit dari perkiraan oleh Gedung Putih sehingga mengurangi spekulasi perang dagang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro