Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah langkanya pasokan kertas di dalam negeri, PT Toba Pulp Lestari Tbk. tetap melakukan pengiriman pulp ke luar negeri untuk diolah menjadi rayon.
Direktur PT Toba Pulp Lestari Tbk. Mulia Nauli mengatakan produksi bubur kertas perseroan pada tahun lalu 173.575 ton, atau naik sekitar 8% hingga akhir 2017. Tahun ini, emiten bersandi saham INRU juga memproyeksikan produksi berada mencapai 188.000 ton atau tumbuh 8% year on year.
" "Kami memproduksi pulp yang diolah menjadi bahan baku rayon yang mayoritas diekspor ke Tiongkok," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (21/2/2018).
Seandainya pun rencana pembukaan impor kertas dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kelangkaan kertas di dalam negeri maka kondisi itu tak berdampak pada bisnis Toba Pulp Lestari.
Dalam Europe Pulp BHKP Pix Index dari Finlandia yang digunakan sebagai harga patokan harga pulp dunia, sudah mencapai US$1.008,38 per metrik ton. Sepanjang tahun berjalan, harga bubur kertas BHKP sudah naik 2,72%.
Sementara itu, dalam 5 tahun terakhir, harga bubur kertas BHKP sudah naik sebanyak 27,56% dari level US$790,54 per metrik ton. Pada Januari 2017, harga pulp BHKP sempat berada mencapai nilai terendah selama lima tahun yakni di level US$651,46 per metrik ton.
Grup RGE ini menyasar segmen ekspor, sambungnya, karena entitas lain yang tergabung dalam grup RGE telah menyasar pasar di dalam negeri. Di sisi lain, untuk meningkatkan efisiensi dari sisi energi, INRU telah merevitalisasi pabrik dengan nilai US$100 juta. Menurutnya, revitalisasi itu bertujuan untuk menciptakan bisnis yang ramah lingkungan.