Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. mengumumkan akan melaksanakan pembagian deviden untuk tahun 2017 senilai Rp1 triliun—Rp1,5 triliun, selambat-lambatnya pada Mei 2018.
Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Aming Santoso mengungkapkan, berdasarkan net free cash flow perseroan selama 2017, manajemen Sarana Menara Nusantara dan anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) akan mengusulkan kenaikan substansial jumlah deviden.
“Jumlah keseluruhan deviden yang kami usulkan berkisar Rp1 triliun—Rp1,5 triliun. Nilai tersebut mempertimbangkan peningkatan permintaan tenancy lease selama 2017 serta untuk mempertahankan kapasitas pertumbuhan organik dan anorganik perusahaan di masa depan,” ungkap Aming melalui keterangan resmi, Rabu (21/2/2018).
Aming menjelaskan emiten dengan kode saham TOWR tersebut telah membayar deviden pertama perseroan untuk tahun 2016 yang sebesar Rp700 miliar. Pada Desember 2017, perseroan juga telah membayar deviden interim untuk tahun 2017 yang sebesar Rp300 miliar.
Adapun, selama 2017, TOWR menerima lebih dari 2.300 permintaan (order) untuk tenancy leases atau sewa menara. Dari keseluruhan order ini, hampir 1.600 tenancy leases telah mencapai status siap instalasi (RFI) dan telah mulai menghasilkan pendapatan sewa.
Grup Perusahaan juga mendapatkan 3.700 additional equipment leases di tahun 2017 yang berasal dari para tenan menggunakan ruang sewa yang lebih banyak di situs menara dari penambahan perangkat mereka.
“Total jumlah tenancy leases baru serta additional equipment leases yang diterima di tahun 2017 menunjukkan pertumbuhan organik terkuat yang pernah dialami oleh SMN sejak tahun 2014,” jelas Aming.
Aming menyampaikan manajemen optimistis pertumbuhan tenancy leases dan additional equipment leases pada tahun ini dapat terus tumbuh, didorong oleh operator telekomunikasi yang ekspansi ke luar Pulau Jawa sekaligus memperkuat kapasitas jaringan di Pulau Jawa.
Hingga Desember 2017, TOWR memiliki dan mengelola lebih dari 14.800 menara, lebih dari 25.000 tenancy leases, sedikitnya 4.100 kilometer jaringan fiber optic, serta lebih dari 250 titik points-of-presences di Jakarta dan Surabaya.