Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara ditutup rebound pada akhir perdagangan Senin (12/2/2018), sejalan dengan penguatan harga minyak mentah.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak April 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 1,2% atau 0,95 poin ke level US$80 per metrik ton.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu (9/2), harga batu bara kontrak April 2018 ditutup anjlok 2,41% atau 1,95 poin di level US$79,05 per metrik ton.
Sementara itu, Produsen batu bara papan atas China berencana untuk meningkatkan pasokan batu bara berkualitas tinggi dengan membiarkan tambang meningkatkan kapasitasnya.
Hal tersebut disampaikan oleh National Development and Reform Commission (NDRC) dalam sebuah pernyataan pada Jumat (9/2/2018). Kebijakan itu merupakan upaya terbaru oleh pihak berwenang untuk memperlancar industri lebih lanjut dan menstabilkan harga batu bara.
“Perusahaan—perusahaan batu bara akan didorong untuk menutup tambang yang tidak efisien dan menggantinya dengan yang lebih besar jika memenuhi standar tertentu,” papar NDRC, seperti dilansir Reuters.
Perusahaan yang setuju untuk menandatangani kontrak jangka panjang dengan pembangkit listrik atau untuk mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan pembangkit listrik akan diizinkan untuk memperluas kapasitas sebesar 130%—300 %.Izin itu berlaku untuk meningkatkan kapasitas kurang dari satu tahun untuk menutup produksi usang.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah berhasil membukukan kenaikan pada akhir perdagangan Senin setelah mengalami penurunan mingguan terburuk dalam dua tahun, ditopang sentimen positif dari OPEC.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2018 ditutup naik 9 sen di US$59,29 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 16% di atas rata-rata 100 hari.
Di sisi lain, harga minyak Brent untuk pengiriman April 2018 berakhir turun 20 sen di US$62,59 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global tersebut diperdagangkan premium sebesar US$3,51 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Dilansir Bloomberg, bursa minyak di New York menguat sekaligus mematahkan rentetan penurunan enam sesi perdagangan berturut-turut, menyusul pernyataan Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei mengenai kelebihan minyak.
“Permintaan yang kuat untuk minyak mentah ditambah dengan output yang terkendali dari OPEC dan aliansinya akan menghapus kelebihan minyak tahun ini,” ujar Suhail Al Mazrouei, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (13/2/2018).
Pergerakan harga batu bara kontrak April 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
12 Februari | 80,00 (+1,2%) |
9 Februari | 79,05 (-2,41%) |
8 Februari | 81,00 (-3,23%) |
7 Februari | 83,70 (+0,48%) |
6 Februari | 83,30 (-2,34%) |
Sumber: Bloomberg