Bisnis.com, JAKARTA — Emiten barang konsumsi, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.berencana untuk memperpanjang pembayaran obligasi. Rencana tersebut berdampak pada penurunan peringkat obligasi perseroan.
Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food mengatakan, prosedurnya yang terjadi adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) akan menurunkan peringkat obligasi, bila emiten mengajukan rencana perpanjangan pembayaran.
‘Itu adalah prosedur Pefindo, kalau emiten mengajukan permohonan perpanjangan akan turun rating-nya. Namun begitu selesai perpanjangan akan dinaikkan lagi rating-nya,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Kamis (8/2/2018).
Dalam laporan keuangan September 2017, nilai utang obligasi dan utang sukuk ijarah jangka pendek masing-masing mencapai Rp597,62 miliar dan Rp299,88 miliar. Selain itu, emiten bersandi saham AISA ini memiliki utang sukuk ijarah jangka panjang senilai Rp1,19 triliun
Hingga September 2017, jumlah utang utang bank jangka pendek mencapai Rp2,1 triliun. Utang bank jangka pendek itu juga sudah termasuk dengan sindikasi Rabobank International senilai Rp1,27 triliun untuk memenuhi kebutuhan ekspansi anak usahanya PT Dunia Pangan, PT Sukses Abadi Karya Inti dan PT Jatisari Srirejeki.
Belum lama ini, Sjambiri menyatakan, untuk melunasi utang yang dimiliki Tiga Pilar Sejahtera Food, maka perseroan berencana untuk menerbitkan medium term notes (MTN) sekitar dengan nilai sekitar Rp900 miliar.
Pada Februari 2018, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menurunkan peringkat surat utang PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dari idBB+ menjadi idCCC sembari tetap mempertahankan predikat credit watch dengan implikasi negatif.
Analis Pefindo Martin Pandiangan menuliskan dalam keterangan resmi, Pefino memutuskan menurunkan peringkat emiten dengan kode saham AISA dan Obligsi I/2013 menjadi idCCC dari sebelumnya idBB+.