Bisnis.com, JAKARTA - PT Unilever Indonesia optimistis kinerja penjualan produk consumer goods di Tanah Air akan lebih baik pada tahun ini setelah pada tahun lalu hanya tumbuh di kisaran 5%. Pada tahun-tahun sebelumnya, permintaan produk konsumsi selalu tumbuh di level dua digit.
Chief Financial Officer (CFO) PT Unilever Indonesia Tbk. Tevilyan Yudhistira Rusli menyampaikan meski kinerja perseroan tahun lalu ikut terdampak pergeseran daya beli, Unilever tetap mengalokasikan belanja modal pada level sama seperti tahun lalu yaitu sekitar US$250 juta.
"Setiap tahun kami mengalokasikan US$100 juta-US$250 juta yang kami gunakan untuk macam-macam, termasuk ekspansi permesinan. Kami confident dengan kondisi konsumsi [di tahun 2018]," ungkap Tevilyan di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Tevilyan mengungkapkan pada tahun lalu, belanja masyarakat tidak lagi pada produk-produk konsumsi, tetapi beralih ke jasa yang bersifat entertaining. Menurutnya, hal ini berdampak membentuk kondisi normal baru, mengingat sebelumnya belanja konsumen merupakan tulang punggung pertumbuhan PDB Indonesia.
Adapun, Unilever Indonesia Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp7 triliun, atau meningkat 9,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan laba bersih emiten bersandi saham UNVR ini didongkrak oleh kenaikan pendapatan yang mencapai Rp41,2 triliun, naik 2,9% dibandingkan posisi 2016 senilai Rp40 triliun.