Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi milik Group Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. mengalokasikan 30% belanja modal pada tahun ini untuk pembangunan menara. Sepanjang 2018, Sarana Menara menyiapkan total Rp2 triliun untuk belanja modal.
Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Adam Gifari mengungkapkan investasi menara baru perseroan sangat tergantung pada kebutuhan perusahaan telekomunikasi. Sejauh ini, Sarana Menara memiliki kontrak kerja sama dengan PT XL Axiata Tbk. dan Hutchison 3.
“Kebutuhan untuk investasi menara itu sangat dinamis. Per satu menara membutuhkan Rp900 juta – Rp1 miliar. Sekarang kami alokasikan 30% dari Rp2 triliun tapi posisi tersebut juga bisa berubah,” ungkap Adam saat berkunjung ke kantor Bisnis, Rabu (24/1/2018).
Untuk tahun ini, emiten dengan kode saham TOWR tersebut membidik kenaikan pendapatan sebesar 5%—9%, mengikuti pertumbuhan industri telekomunikasi nasional, terutatama aksi korporsi yang ditempuh XL Axiata dan Hutchison 3.
Adam menjelaskan untuk kebutuhan pembangunan menara, perseroan berharap pada pertumbuhan titik-titk baru yang membutuhkan keberadaan menara untuk dapat menjangkau pertumbuhan populasi penduduk.
“Kadang-kadang ada satu daerah yang sudah ada menaranya, populasi masyarakat di daerah itu bertumbuh. Kami bisa support terus untuk pertumbuhan lokasi-lokasi baru yang dibutuhkan perusahaan [telekomunikasi],” ungkap Adam.
Meski mengalokasikan belanja modal untuk pembangunan menara, Adam menjelaskan perseroan juga membidik kenaikan dari beberapa lini jasa lain seperti penambahan peralatan pada menara dan penambahan infrastruktur baru untuk penguatan jaringan.
Adapun, saat ini kontrak kerja sama dengan XL Axiata dan Hutchinson 3 merupakan kontributor terbesar pendapatan TOWR, dengan peran masing-masing sebesar 27% dan 35% pada total revenue perusahaan dalam satu tahun.
Selain melakukan ekspansi organik, perusahaan juga membuka peluang untuk melakukan ekspansi anorganik yaitu dengan melakukan akuisisi perusahaan sejenis lain. Kendati demikian, Adam menolak membeberkan apakah perusahaan saat ini tengah menjajaki akuisisi dengan perusahaan lain.