Bisnis.com, JAKARTA - Moody's Investors Services menetapkan peringkat Ba3 untuk perusahaan industri perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk., (TBLA) dan rencana penerbitan obligasi global perseroan.
Vice President and Senior Analyst Moody's Jacintha Poh menyampaikan, pihaknya telah memberikan peringkat Ba3 terhadap pengajuan obligasi yang akan diterbitkan oleh TBLA International Pte. Ltd. Seluruh kepemilikan perusahaan itu berada di bawah PT Tunas Baru Lampung, yang juga mendapatkan peringkat Ba3.
Prospek rating ini adalah stabil. Obligasi yang diusulkan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan oleh TBLA. Seluruh hasil bersih dari penerbitan obligasi tersebut bertujuan untuk melunasi atau mengurangi pinjaman yang sudah berlangsung.
Menurut Poh setelah hasil penerbitan obligasi digunakan untuk melunasi pinjaman TBLA, total utang meningkat menjadi 40%. Hal itu akan menunjukkan ketergantungan yang lebih rendah terhadap pembiayaan yang dijamin dalam dua tahun ke depan.
"Adanya jaminan dari anak perusahaan menghilangkan risiko struktural bagi pemegang obligasi," paparnya dalam laporan, Kamis (11/1/2018).
Poh menyampaikan, peringkat korporasi Ba3 terhadap TBLA mencerminkan bisnis komoditas perseroan, yakni minyak sawit mentah (CPO) dan gula, yang didukung tingginya permintaan domestik dalam jangka panjang. Perusahaan menunjukkan kapasitasnya sebagai produsen CPO terpadu, kemudian melakukan ekspansi ke industri gula nasional.
Namun demikian, peringkat TBLA juga dibatasi sejumlah faktor, yaitu harga CPO yang volatil dan ketidakpastian kuota impor gula mentah Indonesia. Sentimen tersebut memengaruhi kinerja perseroan.
Dalam 12-18 bulan ke depan, Moody's memerkirakan pendapatan TBLA dapat semakin meningkat karena keuntungan investasi di pabrik biodiesel dan pemurnian gula. Perbandingkan utang yang disesuaikan (adjusted debt) per EBITA akan membaik menjadi 3,0x, dibandingkan periode 12 bulan yang berakhir 30 September 2017 sebesar 3,2x.
Prospek peringkat stabil mencerminkan ekspektasi TBLA akan mengalami perbaikan kinerja keungan seiring dengan kebijakan yang cermat dan konservatif dari manajemen dalam meningkatkan pertumbuhan.
Menurut Poh, rating terhadap TBLA bisa saja dinaikkan jika perusahaan mampu menjalankan rencana bisnisnya, mengembangkan skala usaha, menghasilkan arus kas positif, dan menunjukkan kelanjutan perbaikan kinerja keuangannya.
Indikatornya ialah posisi adjusted debt per EBITDA menurun di bawah 2,5x dan EBITDA per bunga di atas 4,0x. Secara khusus, Moody's dapat mengerek rating TBLA jika perusahaan dapat meningkatkan likuiditasnya dengan mengurangi ketergantunganterhadap pinjaman jangka pendek.
Sebaliknya, penilaian terhadap TBLA dapat mengalami penurunan jika terjadi sejumlah faktor, yakni perusahaan gagal menerapkan rencana bisnisnya dan memburuknya harga CPO serta gula. Sentimen ini dapat berdampak negatif terhadap pendapatan perseroan.
Moody's mempertimbangkan adjusted debt per EBITDA di atas 4,0x dan EBITDA per beban bunga di bawah 3,0x secara berkelanjutan menjadi indikator downgrade rating jika diperlukan.
Di samping itu, peringkat terhadap obligasi yang diajukan juga dapat diturunkan jika perusahaan meningkatkan ketergantungannya terhadap pendanaan dengan agunan.