Bisnis.com, JAKARTA — PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk. melakukan efisiensi biaya produksi seiring masih terjadinya kelebihan pasokan di industri semen domestik.
Direktur Utama Indocement Tunggal Perkasa Christian Kartawijaya menjelaskan bahwa perseroan akan menghentikan operasi pabrik yang memiliki kapasitas kecil dan berteknologi lama. Sebagai gantinya, akan dioperasikan pabrik P14 yang memiliki teknologi terkini serta memiliki kapasitas produksi lebih besar.
Dengan strategi tersebut, sambungnya, kapasitas produksi perusahaan bertambah hingga 4,4 juta ton per tahun. Penggantian tersebut membuat perusahaan dapat menghemat biaya produksi.
“Penggantian ini membuat akan ada full saving biaya produksi sebesar Rp80.000-Rp100.000 per ton,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (10/1/2018).
Selain biaya produksi, Christian menyebut perusahaan akan menyelesaikan 2 terminal semen di Sumatra Selatan dan Lampung untuk menekan biaya distribusi. Selain itu, perseroan dapat mulai memasok semen curah ke Palembang dan Lampung setelah proses pembangunan selesai.
“Pembangunan Terminal di Palembang di Q1/2018 ini dengan harapan bisa berkontribusi dalam Memasok Semen untuk keperluan Proyek persiapan Asian Games,” imbuhnya.
Dia meyakini pulihnya bisnis batu bara dan minyak sawit akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya optimis konsumsi semen domestik bisa mengalami pertumbuhan pada rentang 5%-6% sepanjang 2018.
Emiten berkode saham INTP tersebut memasang target belanja modal sebesar Rp1,4 triliun-Rp1,5 triliun pada 2018. Dana tersebut rencananya bakal digunakan untuk membiayai peningkatan kapasitas pabrik dan ekspansi terminal semen.