Bisnis.com, JAKARTA - Kontraktor swasta, PT Acset Indonusa Tbk., membidik kontrak baru senilai Rp10 triliun pada 2018 atau meningkat hingga 19% dibandingkan dengan realisasi Rp8,4 triliun pada 2017.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari mengatakan pihaknya sangat optimis terhadap kinerja perusahaan pada 2018. “Kami yakin kami akan dapat terus berkembang dan dapat berkontribusi pada bisnis infrastruktur,” katanya ketika dihubungi, Rabu (10/1/2018).
Realisasi kontrak baru emiten berkode saham ACST pada 2017 itu lebih tinggi dibandingkan dengan target kontrak baru sebesar Rp7,5 triliun sepanjang tahun. Target Rp7,5 triliun itu merupakan target yang telah direvisi naik untuk kedua kalinya dari target Rp4,5 triliun pada awal tahun.
Acset Indonusa merevisi target kontrak baru pada awal tahun karena perusahaan mendapatkan kontrak besar dari proyek jalan tol layang Jakarta-Cikampek. Porsi pekerjaan Acset Indonusa sebesar 49% sedangkan 51% lainnya dikerjakan oleh BUMN konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Nilai investasi proyek tersebut mencapai Rp13,5 triliun. Proyek jalan tol sepanjang 38,6 kilometer itu terbentang dari Cikunir sampai Karawang Barat di dengan lama pekerjaan konstruksi selama 24 bulan.
Proyek lain yang diperoleh Acset Indonusa adalah jalan tol Bakauheni-Sidomulyo dan tol JORR II ruas Kunciran-Serpong. Untuk sektor fondasi, proyek yang diperoleh antara lain pengerjaan soil improvement di Batang, mixed-use development di Kebon Sirih, pekerjaan bored-pile St. Regis, PLTU Jepara Unit 5 dan 6 dan proyek pengerjaan fondasi untuk Menara Tendean di kawasan Jakarta Selatan.
Selain itu, Acset Indonusa juga mendapatkan kontrak sebagai subkontraktor untuk proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi. Kontraktor utama proyek itu adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk.