Bisnis.com, JAKARTA --- Korporasi tambang batubara milik negara, PT Antam (Persero) Tbk., memberikan pinjaman senilai US$51,12 juta atau setara Rp680,92 miliar kepada anak usaha perseroan, PT Indonesia Chemical Alumina (ICA).
Manajemen Antam menyatakan dukungan finansial itu diberikan oleh Antam selaku pemegang saham karena pertimbangan masih adanya tantangan dalam hal pengoperasian pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan.
“Perseroan akan memberikan dukungan finansial selaku pemegang saham kepada afiliasi perseroan yakni ICA sebesar maksimal pinjaman ICA kepada kreditur yang akan jatuh tempo di Desember 2017 sampai dengan Desember 2020 dimana jumlah drawdown terhadap dukungan finansial akan bergantung pada kinerja operasional dan finansial ICA,” papar manajemen dalam pengumuman di laman Bursa Efek Indonesia yang dikutip Rabu (20/12).
Pinjaman itu terdiri dari US$34,55 juta yang diberikan pada 26 September 2017 dan US$16,56 juta pada Desember 2017. Pemberian dukungan finansial tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi perseroan selaku penjamin atas pelaksanaan kewajiban ICA kepada pihak krediturnya.
“Sesuai kesepakatan antara perseroan dan SDK berdasarkan perjanjian perusahaan patungan, serta berdasarkan perjanjian penjaminan antara para pemegang saham ICA yaitu perseroan dan SDK dengan pihak kreditur, perseroan dan SDK selaku pemegang saham wajib mendukung ICA untuk memenuhi kewajibannya,” papar manajemen.
Manajemen menyatakan ICA masih membutuhkan dukungan dari pemegang saham dalam pemenuhan kewajiban pembayaran cicilan pokok dan bunga kepada pihak kreditur ICA maupun pemenuhan financial covenant ke pihak kreditur.
“Pada tanggal 13 Desember 2017, dari keseluruhan komitmen dukungan finansial oleh Perseroan, telah dilakukan drawdown sebesar sebesar US$16,56 juta,” papar manajemen Antam.
Jumlah dukungan finansial yang diberikan Antam kepada ICA mencapai 3,81% dari jumlah ekuitas perseroan dengan menggunakan kurs nilai tukar US$ terhadap Rupiah per tanggal 30 Juni 2017 yaitu Rp13.319,- per US$1.
Sebelumnya, perseroan telah mengumumkan pada tanggal 24 Juli 2017 bahwa tengah melakukan evaluasi investasi perseroan di ICA seiring dengan tantangan dalam mengoperasikan pabrik CGA Tayan .
Dengan adanya tantangan tersebut, ICA dinyatakan belum memberikan profitabilitas dan level produksi berada di bawah tingkat yang diinginkan. “Seiring dengan tantangan yang ada, Perseroan dan SDK tengah melakukan diskusi untuk merestrukturisasi kerjasama patungan tersebut,” paparnya.
ICA merupakan pionir industri CGA di Indonesia dengan wilayah operasi di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang mengolah bijih bauksit menjadi chemical grade alumina.
ICA memiliki pabrik chemical grade alumina dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 300.000 ton Chemical Grade Alumina (CGA) per tahun.