Bisnis.com, JAKARTA—PT Smartfren Telecom Tbk. akan melakukan Penawaran Terbatas Obligasi Wajib Konversi (OWK) III secara bertahap dengan maksimal senilai Rp12 triliun.
Private placement yang diterbitkan oleh emiten berkode FREN ini akan terdiri dari beberapa tahap, di mana pada OWK III seri 1 senilai Rp500 miliar per sertifikat, seri 2 senilai Rp300 miliar per sertifikat, dan seri 3 senilai Rp100 miliar per sertifikat. Untuk sertifikat OWK III Seri 1 akan diterbitkan 10 sertifikat dengan tanggal penerbitan pada 19 Desember 2017.
Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen memaparkan bunga OWK III ini 0% per tahun. Adapun, harga konversi OWK III menjadi saham senilai Rp100 setiap saham.
Saham Seri C hasil konversi OWK III tidak dapat diperdagangkan dalam jangka waktu selama satu tahun sejak tanggal konversi. Lebih lanjut, manajemen perseroan dalam keterbukaan memaparkan ada tiga poin yang akan digunakan dari pendanaan OWK III.
Pertama, penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh melalui penerbitan saham baru hasil konversi OWK III akan menambah posisi ekuitas perseroan. Kedua, secara keseluruhan, rasio-rasio keuangan penting, khususnya yang berkaitan dengan utang dan ekuitas perseroan akan menjadi lebih baik.
Ketiga, posisi kas perseroan akan membaik dengan masuknya dana segar bagi perseroan, yang dapat digunakan untuk membiayai modal kerja, menyelesaikan kewajiban pembayaran dan belanja modal perseroan dan entitas anak.
Ketika dikonfirmasi, Direktur Keuangan Smartfren Telecom Antony Susilo membenarkan rencana private placement tersebut dengan tujuan keperluan usaha dan pembayaran utang.
“Target dana sekitar Rp5 triliun dan dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran utang dan kegiatan usaha perseroan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (28/11/2017).
Adapun, dalam keterbukaan yang dipublikasikan porsi penggunaan dana tersebut tercatat 20% dana dari penerbitan OWK III akan digunakan untuk pembayaran BHP spectrum frekuensi radio 850MHz dan 2300Mhz untuk penggunaan 2018 yang akan jatuh tempo pada Desember 2017.
Adapun 70% dana akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan 10% sisanya untuk modal kerja perseroan atau entitas anak. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2017, FREN membukukan kerugian Rp 2,82 triliun atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,284 triliun.
Sementara itu, untuk pendapatan hingga kuartal III/2017 tercatat Rp 3,31 triliun atau naik 28% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,59 triliun. Pendapatan terbesar FREN terbesar berasal dari pendapatan data sebesar Rp2,96 triliun dan sisanya berasal dari suara sebesar Rp 172 miliar, SMS sebesar Rp 100 miliar dan abodemen sebesar Rp29 miliar.
Operator seluler grup Sinarmas ini membukukan rugi usaha sebesar Rp 1,56 triliun naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,53 triliun.