Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Progres Kendaraan Listrik Memoles Prospek Logam Nikel

Harga nikel diproyeksi bergerak menguat ke kisaran US$13.000 per ton hingga akhir tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga nikel diproyeksi bergerak menguat ke kisaran US$13.000 per ton hingga akhir tahun ini.

Pada penutupan perdagangan Rabu (1/11) di London Metal Exchange (LME), harga nikel naik 490 poin atau 3,99% ke level US$12.785 per ton. Nikel melanjutkan penguatan setelah melonjak 5,31% pada perdagangan Selasa (31/10).

Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto mengatakan kenaikan harga nikel dipengaruhi oleh laporan Bank Dunia tentang proyeksi harga komoditas.

Bank Dunia juga memperkirakan pasar nikel tetap defisit dalam jangka menengah pendek. Dalam jangka panjang, permintaan berpotensi melonjak untuk memenuhi kebutuhan industri stainless steel, serta baterai lithium-ion untuk electric vehicle (EV) dan pengisi daya.

Dalam laporan Commodity Market Outlook edisi Oktober 2017, Bank Dunia memperkirakan harga nikel bergerak pada kisaran US$10.100—US$11.500 per ton sepanjang 2017--2020, lantas meningkat menjadi US$14.413 per ton pada 2021 dan US$18.000 per ton pada 2022.

Di sisi lain, produsi besi nikel (nickel pig iron/NPI) di China tumbuh moderat di tengah pemberlakuan aturan perlindungan lingkungan yang berimbas pada penutupan beberapa smelter yang menimbulkan pencermaran udara di Negeri Panda.

Selain itu, Filipina, salah satu negara produsen nikel terbesar dunia, menutup 17 dari 28 tambang nikel pada Februari lalu karena faktor perlindungan lingkungan. Namun, Indonesia kembali membuka ekspor bijih nikel pada Januari 2017.

Andri menambahkan, dalam jangka panjang, prospek nikel masih cukup positif. Diprediksikan akan ada kenaikan permintaan dari sektor industri kendaraan listrik di samping meningkatnya pertumbuhan industri baja.

“Prediksikan pada akhir tahun, harga bisa menyentuh US$13.000 per ton,” kata Andri ketika dihubungi Bisnis.com, Rabu (2/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper