Bisnis.com, JAKARTA—Emiten konsumer produk beras, makanan dan snack PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. telah mengantongi restu pemegang saham untuk divestasi seluruh unit bisnis berasnya.
Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food, mengatakan bahwa persetujuan tersebut telah diberikan oleh pemegang saham kepada dewan direksi dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Namun, emiten dengan kode saham AISA ini masih harus meminta persetujuan dari para pemilik obligasi perseroan serta sindikasi perbankan yang memberikan utang kepada perseroan.
Selama ini, perseroan sudah berbicara dengan para pemangku kepentingan tersebut, sehingga tinggal finalisasi pengambilan keputusan. Perseroan berencana meminta persetujuan tersebut pada 5-7 Desember 2017 mendatang.
“Setelah ini ktia harus ke pemangku kepentingan lainnya. Harus ada RUPO dan meeting sindikasi, kalau mereka setuju baru bisa divestasi. Kalua mereka tidak setuju ya diskusi bolak-balik lagi sampai mereka setuju,” katanya usai RUPSLB, Kamis (2/11/2017).
Sjambiri mengatakan, perseroan sudah menetapkan calon investor yang akan mengambil alih divisi beras perseroan yakni PT Jom Prawarsa Indonesia (JPI). PT JPI ini tidak lain adalah pihak yang terafiliasi perseroan, sebab keduanya dikendalikan oleh orang yang sama, Stefanus Joko Mogoginta.
Sjambiri mengatakan latar belakang dari rencana divestasi tersebut adalah karena turunnya performa divisi beras selama ini. Divisi ini juga membebani perseroan dengan utang yang tinggi.
Dengan begitu, rencana divestasi bisnis beras ini seharusnya menguntungkan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap bisnis AISA. Perseroan ingin agar proses divestasi ini tuntas tahun ini, sehingga tahun depan perseroan sudah tidak lagi menjalankan bisnis komoditas pangan.
“Kalau lihat untung ruginya, bagi pemegang saham ini bukan paling baik, tetapi paling rasional dan masuk akal. Jadi, kalau kerugian dari HET dan tidak bisa jual dengan memungkinkan, nanti tidak bisa kontribusi bagi bisnis. Kemarin memang menguntungkan, tetapi saat ini tidak prospektif, lebih baik tidak kita lanjutkan lagi,” katanya, Kamis (2/11/2017).
Dengan mendivestasikan bisnis beras, perseroan dapat fokus pada bisnis makanan yang lebih menjanjikan keuntungannya serta memanfaatkan hasil divestasi tersebut untuk pelunasan sebagian utang perseroan.