Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengekor Bursa China, Indeks Hang Seng Hong Kong Melemah

Pergerakan indeks saham acuan Hong Kong melemah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (30/10/2017), sejalan dengan pelemahan indeks saham acuan di China.
Indeks Hang Seng/Istimewa
Indeks Hang Seng/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan Hong Kong melemah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (30/10/2017), sejalan dengan pelemahan indeks saham acuan di China.

Indeks Hang Seng ditutup melemah 0,36% atau 102,66 poin di 28.336,19, setelah dibuka dengan penguatan 0,51% atau 146,30 poin di posisi 28.585,15.

Sebanyak 12 saham menguat, 35 saham melemah, dan 3 saham stagnan dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.

Saham Sino Land Co. Ltd. yang anjlok 5,57% memimpin pelemahan saham pada indeks Hang Seng di akhir perdagangan, diikuti Geely Automobile Holdings Ltd. (-2,89%) dan China Resource Land Ltd. (-1,68%).

Sub indeks bahan baku anjlok lebih dari 2% sekaligus mengimbangi lonjakan saham energi yang dipicu kenaikan harga minyak.

Di sisi lain, sektor finansial turun, namun saham HSBC yang terdaftar di Hong Kong mampu naik tipis setelah melaporkan lonjakan lima kali lipat pada laba kuartalan.

Dilansir Reuters, arus lintas-perbatasan yang meningkat membuat Hong Kong lebih rentan terhadap pergerakan di pasar China.

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,77% atau 26,48 poin di level 3.390,34, setelah dibuka turun 0,09% atau 2,94 poin di posisi 3.413,87.

Indeks saham acuan China tersebut mencatatkan penurunan terbesar dalam 11 pekan akibat terbebani perkiraan gelombang baru penawaran umum perdana (IPO) serta kenaikan imbal hasil obligasi lebih lanjut yang menandakan likuiditas lebih ketat.

Adapun indeks CSI300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir turun 0,30% atau 12,25 poin di level 4.009,72, setelah dibuka dengan kenaikan hanya 0,20 poin di posisi 4.022,16.

Sentimen penekan lain datang dari perkiraan perlambatan pada sektor manufaktur China. Berdasarkan survei Reuters, aktivitas sektor manufaktur China kemungkinan tumbuh dengan laju sedikit lebih lambat pada bulan Oktober saat pemerintah mulai menerapkan kampanye anti polusi udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper