Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Meningkat, Harga Obligasi Bank Mandiri Malah Anjlok Menjadi 83%

Harga obligasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tergerus menjadi 83% pada sesi pertama perdagangan hari ini dengan volume Rp36,5 miliar dan yield 46,41%.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kiri) bersama Direktur Distributions Hery Gunardi menyampaikan kinerja perseroan pada triwulan III/2017 di Jakarta, Selasa (24/10)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kiri) bersama Direktur Distributions Hery Gunardi menyampaikan kinerja perseroan pada triwulan III/2017 di Jakarta, Selasa (24/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Harga obligasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tergerus menjadi 83% pada sesi pertama perdagangan hari ini dengan volume Rp36,5 miliar dan yield 46,41%.

Hal tersebut terungkap dalam laporan transaksi obligasi korporasi di laman Bursa Efek Indonesia pada pagi ini, Rabu (25/10/2017). Perdagangan obligasi Bank Mandiri ini dilakukan pada pukul 10.10 WIB.

Penurunan harga obligasi berkode BMRI01DCN2 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2020 tersebut melanjutkan koreksi harga pada perdagangan kemarin. Surat utang bank pelat merah ini memiliki kupon 7,8% dengan peringkat idAAA.

Menurut laporan dua perusahaan sekuritas, yaitu PT MNC Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas, obligasi bank berkode saham BMRI itu pada perdagangan Selasa (24/10/2017) ditransaksikan senilai Rp132 miliar dengan harga 83% dan yield 15,79%.

“Obligasi BMRI01DCN2 ditransaksikan sebanyak 3 kali di harga 82,96%,” mengutip riset MNC Sekuritas yang diterima Bisnis, Rabu (25/10/2017).

Sementara itu, pihak Danareksa Sekuritas menjelaskan akan mengecek terlebih dahulu data transaksi obligasi Bank Mandiri tersebut.

“Kami coba cek dulu datanya. Mungkin saja ada kesalahan data [di sistem perdaganga],” ujar Amir Dalimunthe, analis obligasi Danareksa Sekuritas, kepada Bisnis, Rabu (25/10/2017).

Padahal, dari sisi kinerja, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp15,1 triliun sampai dengan kuartal III/2017, atau tumbuh 25,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dalam 2 hari terakhir, surat utang Bank Mandiri tersebut menjadi salah satu obligasi korporasi yang paling aktif diperdagangkan di pasar skunder.

Dalam perkembangan terbaru, kesalahan penggunaan formula perhitungan yield diduga menjadi penyebab tingginya yield obligasi Bank Mandiri tersebut di sistem perdagangan pasar skunder.

Klarifikasi terhadap pemberitaan ini dapat dibaca pada tautan berikut ini: Salah Hitung Data Bikin Yield Obligasi Bank Mandiri Melonjak

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper