Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Keuangan mencatat peningkatan pemesanan terhadap obligasi ritel Indonesia tahun ini atau ORI014 yang berasal dari kelompok profesi lain-lain.
Kelompok ini justru lebih gencar mengincar ORI di saat kelompok profesi lain surut minatnya.
Berdasarkan pengumuman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Senin (23/10/2017), bila mengesampingkan kelompok profesi lain-lain, tiga besar pemesan ORI014 tahun ini masih berasal dari kelompok pegawai swasta, wiraswasta dan ibu rumah tangga.
Total pemesan dari ketiga kelompok ini masing-masing pegawai swasta sebesar 15,29%, wiraswasta 15,39%, dan ibu rumah tangga 7,44%. Tiga kelompok ini juga tercatat sebagai pemesan terbanyak pada ORI013 tahun lalu. Namun, proporsi pemesanan ketiganya menurun tahun ini.
Tahun lalu, persentase pemesanan dari kelompok pegawai swasta mencapai 24,88%, sedangkan wiraswasta 22,9%. Sementara itu, pemesanan dari kelompok ibu rumah tangga mencapai 11,33%.
Dari segi total pemesanan, tahun lalu lebih tinggi dari tahun ini, yakni 34.331 pemesan. Total pemesanan ORI014 tahun ini hanya 22.882 pemesan.
Tidak hanya tiga kelompok profesi ini saja yang turun jumlah pemesannya, tetapi juga kelompok profesi lainnya. Pegawai otoritas/lembaga/BUMN/BUMD turun dari 8,81% menjadi 6,2%, profesional turun dari 5,39% menjadi 5,36%, pensiunan turun dari 2,26% menjadi 1,13%, TNI Polri turun dari 1,4% menjadi 0,73%, pelajar/mahasiwa turun dari 1,29% menjadi 0,6%, sementara pekerja seni tetap 0,02% .
Bila ada yang turun, tentu ada yang meningkat. DJPPR menyebut pembelian terbesar tahun ini tersebar pada kelompok profesi lainnya mencapai 43,16%. Tahun lalu, kelompok profesi lainnya ini hanya 17,15%.
Selain itu, kelompok PNS juga tercatat meningkat tipis, yakni dari 4,57% menjadi 4,67%. Namun, mengingat penurunan total investor tahun ini yang cukup dalam dibandingkan tahun lalu, total pemesan dari kalangan PNS sejatinya juga turun.
Pemerintah tidak menjelaskan lebih jauh siapa yang termasuk dalam kelompok profesi lainnya ini. Bila persentase ini dihitung terhadap total pemesanan tahun ini dan tahun lalu, pemesanan dari kelompok lainnya tahun ini mencapai 9.876 pemesan, sementara tahun lalu hanya 5.887 pemesan.
Artinya, kelompok ini justru lebih memburu ORI di saat kelompok lain kurang berminat dan imbal hasil yang ditawarkan justru menurun. Tahun lalu, kupon ORI013 adalah 6,6%, sementara tahun ini hanya 5,85%.
Dimintai keterangannya, Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan belum merespons.