Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS terpantau kembali menguat pada perdagangan pagi ini, Jumat (29/9/2017), setelah sempat tergelincir dari reli yang dibukukan beberapa hari sebelumnya saat investor mencermati rencana pajak pemerintahan Presiden Donald Trump.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama menguat 0,14% atau 0,134 poin ke 93,219 pada pukul 10.16 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,09% atau 0,081 poin di level 93,166, setelah pada perdagangan Kamis berakhir melemah 0,30% di posisi 93,085.
Meski sempat tergelincir, indeks dolar telah menguat 1,1% sepanjang pekan ini sekaligus bergerak menuju penguatan mingguan terbesar sejak Desember.
Penguatan dolar AS pekan ini didorong harapan baru untuk reformasi pajak AS, serta pernyataan dari Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen yang menekankan perlunya kenaikan suku bunga secara bertahap.
“Pedagang mungkin mengambil keuntungan pasca reli dolar,” kata Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia Pasifik untuk Oanda di Singapura, seperti dikutip dari Reuters.
“Ini juga merupakan realisasi bahwa kita telah melalui arah reformasi pajak ini sebelumnya, dan saya rasa ini tidak akan mudah. Akan ada tinjauan dan perdebatan,” tambah Innes.
Pada Rabu (27/9) waktu setempat, Trump mengajukan usulan perombakan pajak AS terbesar dalam tiga dekade, dengan menyerukan pemangkasan tarif pajak bagi kebanyakan warga Amerika.
Pengumuman ini hanyalah awal dari apa yang diperkirakan menjadi perdebatan di Kongres. Akan ada perundingan sengit di antara anggota parlemen yang tidak setuju mengenai elemen penting dari proposal yang diajukan Gedung Putih.
Seiring penguatan dolar AS, nilai tukar yen terpantau melemah 0,25% ke 112,62 per dolar AS pada pukul 10.26 WIB, sedangkan euro turun 0,06% ke US$1,1779.
Posisi indeks dolar AS
29/9/2017 (Pk. 10.16 WIB) | 93,219 (+0,14%) |
28/9/2017 | 93,085 (-0,30%) |
27/9/2017 | 93,361 (+0,42%) |
26/9/2017 | 92,966 (+0,34%) |
25/9/2017 | 92,648 (+0,52%) |
Sumber: Bloomberg