Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apresiasi Yen Bertahan, Bursa Jepang Terkoreksi Hari Ketiga

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Jepang terus terkoreksi pada perdagangan hari ketiga berturut-turut (Kamis, 10/8/2017), tertekan oleh penguatan mata uang yen yang membebani prospek laba eksportir.
Bursa Kospi/Reuters
Bursa Kospi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Jepang terus terkoreksi pada perdagangan hari ketiga berturut-turut Kamis (10/8/2017), tertekan oleh penguatan mata uang yen yang membebani prospek laba eksportir.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan 0,11% atau 1,74 poin di level 1.619,64 dan berakhir turun tipis 0,04% atau 0,65 poin di posisi 1.617,25. 

Dari 2.015 saham pada indeks Topix, 974 saham di antaranya menguat, 930 saham melemah, dan 111 saham stagnan.

Adapun indeks Nikkei 225 ditutup turun tipis 0,05% atau 8,97 poin di level 19.729,74, setelah dibuka dengan kenaikan 0,27% atau53,74 poin di posisi 19.792,45.

Sebanyak 103 saham menguat, 112 saham melemah, dan 10 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Dentsu Inc. yang anjlok 6,09% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei, diikuti oleh SoftBank Group Corp. yang melemah 0,61% dan Fast Retailing Co. Ltd. yang turun 0,37%.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau terapresiasi 0,07% atau 0,08 poin ke 109,98 yen per dolar AS pada pukul 14.25 WIB, setelah pada Rabu ditutup menguat 0,24% di posisi 110,06.

Penguatan yen dalam beberapa hari terakhir didorong oleh meningkatnya ketegangan antara AS dan Korea Utara. Indeks Nikkei Stock Average Volatility kemarin melonjak 38% setelah Presiden AS Donald Trump bersumpah bahwa ancaman Korea Utara akan direspon dengan kemarahan yang dahsyat.

Namun penguatan yen terhadap dolar AS hari ini sempat terkikis setelah Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berupaya untuk meredakan kekhawatiran tentang potensi konflik bersenjata dengan Korea Utara.

“Kita melihat sedikit rebound di pagi hari, tapi kita juga mendekati akhir pekan,” kata Hideyuki Suzuki, general manager SBI Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

“Masih ada kekhawatiran mengenai Korea Utara, dan investor mungkin saja mengambil langkah mundur sebelum mengambil posisi utama menjelang liburan musim panas,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper