Bisnis.com, JAKARTA--Emiten perkebunan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. bakal memulai pembangunan pabrik pengolahan bijih kakao di Purwakarta, Jawa Barat dengan nilai investasi sekitar US$60 juta pada Oktober 2017.
Direktur Salim Ivomas Pratama Tan Agustinus Dermawan menuturkan perseroan telah membentuk joint venture dengan perusahaan asal Jepang, Daito Cacao Co. Ltd. pada Februari 2017. Kolaborasi itu menghasilkan PT Indoagri Daitocacao yang akan membangun pabrik pengolahan bijih kakao di Purwakarta, Jawa Barat.
"Pabrik akan dibangun pada Oktober dan beroperasi komersial pada 2019. Pabrik itu membuat kakao untuk industri makanan, tidak langsung untuk konsumen," kata Tan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (9/8).
Menurutnya, kapasitas pabrik senilai US$60 juta itu masih dihitung oleh Daito Cacao sebagai pelaksana teknis pembangunan pabrik. Adapun mayoritas produknya akan dipasarkan di dalam negeri. Pasalnya, industri makanan domestik sedang bertumbuh.
"Sementara bahan bakunya impor dulu. Karena kakao dalam negeri kurang ada aromanya," ucapnya.
Padahal, emiten berkode saham SIMP ini memiliki kebun kakao seluas 2.000 hektare dengan tingkat produktivitas 0,8 ton per hektare atau mampu memproduksi sekitar 1.600 ton per tahun.
"Kita mau tingkatkan kualitasnya dengan replanting secara bertahap dengan tanaman baru. Jadi saat pabrik full production pada 2019 sebagian bahan baku sudah bisa diambil dari kebun kita sendiri," imbuhnya.
Tan Agustinus menambahkan SIMP merogoh kocek lebih dari Rp200 miliar untuk setoran modal pembentukan JV tersebut. Adapun porsi investasi untuk pembangunan pabrik masih dinegosiasikan dengan Daito Cacao.
"Jepang ini agak konservatif, mungkin porsinya sekitar 50:50. Sekarang ini masih negosiasi dengan vendor, mudah-mudahan Oktober ini sudah deal harga dan mulai pembangunan," pungkasnya.