Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I 2017: Laba Bersih Prodia Tumbuh 50,28%

PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) pada semester I 2017 mencatat laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 58,75 miliar.
Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty (kanan), berbincang dengan Research and Esoteric Lab Head Miswar Fattah disela-sela Prodia Scientific Day 2017 dengan tema Next Generation Laboratory for The Nex Generation Medicine'di Jakarta, Rabu (1/3)./JIBI-Dedi Gunawan
Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty (kanan), berbincang dengan Research and Esoteric Lab Head Miswar Fattah disela-sela Prodia Scientific Day 2017 dengan tema Next Generation Laboratory for The Nex Generation Medicine'di Jakarta, Rabu (1/3)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) pada semester I 2017 mencatat laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 58,75 miliar.

Angka itu naik 50,28% dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar Rp 39,09 miliar. Pendapatan mencapai Rp 672,61 miliar dengan total aset sebesar Rp 1,83 triliun.

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, mengatakan kinerja positif yang berhasil dicapai perseroan selama semester I 2017 menunjukkan fundamental yang kokoh dengan didukung strategi bisnis yang terukur dan tepat.

Hal inilah yang mendorong perusahaan juga mampu mengoptimalkan peluang di tengah situasi perekonomian yang sangat dinamis. Pertumbuhan laba bersih yang tinggi ini ditunjang oleh berkurangnya beban usaha yang dijalankan Perseroan dan adanya pendapatan dari jasa Keuangan.

“Kami bersyukur bahwa di tengah situasi ekonomi yang belum begitu membaik, Prodia tetap tumbuh secara positif. Tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap aspek kesehatan akan menjadi peluang yang akan terus dioptimalkan,” kata Dewi, dalam siaran persnya

Dewi berharap kinerja Prodia akan terus tumbuh secara positif pada semester II ini, apalagi ditunjang dengan jumlah hari kerja yang lebih banyak dibandingkan pada semester I. Hal ini tentunya memberikan kesempatan Prodia untuk meningkatkan pendapatan dengan bertambahnya volume kunjungan pelanggan.

“Selain itu, kebanyakan korporasi melaksanakan pemeriksaan kesehatan menjelang akhir tahun. Kami optimis kinerja hingga akhir tahun akan tumbuh secara positif dan lebih baik,” ujarnya.

Dewi melanjutkan, hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 273 outlet Prodia, terdiri dari 131 laboratorium klinik (termasuk 10 diantaranya dengan tambahan izin dan layanan klinik Prodia Health Care/PHC), 1 PHC stand alone, 3 klinik khusus, 12 laboratorium Rumah Sakit, dan 126 Point of Care (POC) Service di klinik dokter yang tersebar di 31 provinsi dan 114 kota di Indonesia.

“Perluasan jejaring laboratorium klinik hingga hampir ke seluruh provinsi di Indonesia merupakan upaya Prodia memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Saat ini sebanyak 70% diagnosa penyakit berhasil diketahui setelah melakukan pemeriksaan laboratorium,” kata Dewi.

Direktur Pemasaran Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati mengatakan sepanjang enam bulan pertama tahun ini, selain telah menambah jejaring layanan, Prodia juga telah menambah berbagai jenis pemeriksaan baru, Prodia telah menambah 8 jenis tes pemeriksaan dan 3 panel wellness check up yang sejalan dengan pengembangan Prodia Health Centre yang memberikan layanan wellness solution.

Salah satu tes baru yang ditawarkan Prodia adalah Pemeriksaan Warfarin IndivTest (CYP2C9 & VCORC1 genotipe) yang bermanfaat untuk mengetahui adanya polimorfisme pada gen CYP2C9 dan VKORC1 guna mengetahui genotipe yang bisa digunakan untuk penentuan dosis obat warfarin. Warfarin diketahui merupakan golongan obat antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang membahayakan kesehatan dan jiwa seseorang apabila pemberian dosisnya tidak dilakukan secara tepat. Saat ini, Laboratorium Klinik Prodia adalah Laboratorium Klinik satu-satunya di Indonesia yang dapat melakukan pemeriksaan Warfarin IndivTest tersebut. Dengan kemampuan deteksi gen CYP2C9 dan VKORC1 ini, maka tujuan Prodia untuk memberikan layanan Personalized Medicine semakin dapat diwujudkan.

Selain Warfarin IndivTest, pemeriksaan lainnya yang juga ditawarkan Prodia adalah Pemeriksaan Telomere. Telomere merupakan struktur DNA-protein pada ujung kromosom yang terdiri dari DNA sekuen dengan susunan DNA berulang (tandem repeat). Panjang telomere dianalogikan sebagai waktu biologis (Biological Clock) yang mampu menggambarkan usia kita secara biologis, hal ini dapat memberikan informasi dan tindakan yang harus dilakukan apabila tidak terjadi usia biologis lebih kecil dari usia kronologis (usia sebenarnya) maupun sebaliknya. Prodia dapat menyediakan layanan Telomere Analysis yang masih jarang dilakukan di Indonesia ini.

"Sesuai komitmen kami, Prodia akan terus memperluas jejaring layanan dan menambah pemeriksaan baru. Dengan demikian diharapkan upaya Prodia ini dapat mendukung pemberian layanan kesehatan di Indonesia” tutur Indriyanti.

Selama lima tahun ke depan, Prodia berencana untuk membangun klinik khusus yang ditujukan kepada pasien-pasien tertentu. Diperkirakan hingga 2020, sebanyak 34 laboratorium klinik akan dibangun, termasuk diantaranya klinik khusus (Specialty Clinics) Prodia Children’s Health Centre (PCHC), Prodia Women’s Health Centre (PWHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).

Saat ini, Prodia sudah memiliki klinik khusus untuk perempuan di Jakarta, yakni Prodia Women’s Health Centre (PWHC), yang berada di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan. Rencananya klinik khusus perempuan (PWHC) tersebut juga akan dibangun di empat kota besar yakni Surabaya, Medan, Semarang dan Makasar. Selain itu, perusahaan juga telah membuka klinik khusus Prodia Children’s Health Centre (PCHC) di Jakarta dan Surabaya, sementara 3 kota besar lainnya yang akan disasar untuk pembukaan PCHC ini adalah Medan, Semarang dan Makasar.

Untuk klinik khusus Prodia Senior Health Centre (PSHC), rencananya Prodia akan membuka layanan di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makas. Masing-masing dari tiga kelompok umur tersebut yakni anak-anak, perempuan, dan lansia harus diperlakukan berbeda karena mereka memiliki kondisi tubuh yang berbeda.

"Atas dasar itu lah, kami membuat klinik khusus (specialty clinics) yang memang dipersembahkan untuk ketiga jenis kelompok umur pasien tersebut. Hal ini seiring dengan konsep pengelolaan kesehatan Prodia di masa depan yang berbasis pengelolaan kesehatan individu (personalized medicine). Selain itu, Prodia akan terus menjadi leader dalam mengembangkan tes-tes esoteric, yang hanya dimiliki oleh Prodia untuk menjadikannya sebagai competitive advantages dibandingkan dengan laboratorium klinik lainnya,” tutup Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper