Bisnis.com, JAKARTA--PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai tingkat utang terhadap EBITDA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) berada pada level yang agresif.
Martin Pandiangan, Analis Pefindo, mengatakan telah melakukan special review terhadap AISA terkait kasus dugaan kecurangan anak usahanya PT Indo Beras Utama dalam menjalankan bisnis beras kemasan.
Review khusus, lanjutnya, didasarkan pada data dan tanggapan tertulis dari perseroan dan pihak-pihak terkait kasus tersebut. Normalnya, review dilakukan satu kali setahun dengan pertemuan tatap muka dengan manajemen perseroan dan tiga bulan sekali berdasarkan laporan keuangan emiten.
"Kontribusi divisi beras terhadap pendapatan AISA cukup signifikan sekitar 63% dan 37% divisi makanan ringan dan produk pangan lainnya," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (24/7).
Menurut Martin, kasus tersebut masih dalam tahap investigasi awal. Untuk itu, Pefindo akan terus mengikuti perkembangan kasus untuk mengambil keputusan terkait peringkat perusahaan dan surat utang AISA yang saat ini ditetapkan pada level idA dengan outlook stabil.
"Kami pantau dampak kasus ini terhadap arus kas AISA. Karena mungkin ada risiko terhadap reputasi yang berujung pada melambatnya penjualan perusahaan sehingga ada risiko arus kas tertekan," tuturnya.
Saat ini, imbuh Martin, rasio utang terhadap EBITDA Tiga Pilar Sejahtera Food berada pada level agresif. Pasalnya, debt to EBITDA produsen beras kemasan merek Maknyuss dan Ayam Jago ini mencapai 4 kali.
"Untuk sektor makanan, debt to EBITDA itu kami nilai agresif. Rasio itu lebih mencerminkan kemampuan arus kas dibandingkan dengan debt to equity (DER) 1,1 kali yang masih pada level konservatif," pungkasnya.