Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham bluechip China berhasil menyentuh level tertinggi baru dalam 18 bulan pada perdagangan hari ini (Selasa, 11/7/2017), sementara indeks Shanghai Composite lanjut melemah akibat ekspektasi lebih banyaknya penerbitan ekuitas yang dapat mengurangi valuasi.
Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir naik 0,5% ke 3.670,81, sedangkan indeks Shanghai Composite turun 0,3% ke 3.203,04.
Saham perbankan dan konsumer memimpin penguatan, sementara saham bahan baku mengambil jedanya setelah penguatan baru-baru ini.
Indeks yang melacak 50 saham bluechip di Shanghai, yang dijuluki indeks "nifty 50" China, naik 0,8% ke level tertinggi dalam 20 bulan di saat investor terus mengejar saham-saham bluechip dengan fundamental yang solid.
Hal ini terjadi menyusul keputusan MSCI untuk menyertakan 222 saham China berkapital besar dalam indeks utamanya.
Namun kemudian, indeks startup teknologi ChiNext melorot 1,1% menyusul penurunan sebesar 1,8% pada hari Senin, dengan 12 saham berkapital kecil merosot. Saham berkapital kecil telah melemah setelah pihak regulator sekuritas menyetujui lebih banyak penawaran umum perdana.
Sementara itu, bank sentral negara tersebut melanjutkan operasi pasar terbuka untuk menyuntikkan 40 miliar yuan (US$5,88 miliar) ke pasar uang pada hari Selasa, setelah absten dari operasi pasar terbuka selama 12 sesi sebelumnya.
“Kondisi likuiditas yang ketat akan berlangsung dalam waktu yang relatif lama, seiring langkah bank sentral untuk mempertahankan stabilitas di pasar hanya dimaksudkan untuk mencegah risiko finansial di tengah kampanye terpadu Beijing untuk deleverage,” ujar analis Bohai securities, Song Yiwei, seperti dikutip dari Reuters.