Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak menguat pada perdagangan Senin (3/7/2017) di tengah ekspektasi pengetatan kredit oleh bank-bank sentral dunia yang membuat pasar obligasi di bawah tekanan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik kurang dari 0,1% pada pukul 10.43 WIB, dengan lebih banyak saham menguat daripada yang melemah. Sebelumnya, indeks MSCI menutup kuartal kedua dengan kenaikan 5,2%.
Di saat yang sama, indeks Nikkei 225 Jepang terpantau menguat 0,29% ke level 20.092,06 sedangkan indeks Shanghai Composite menguat tipis 0,04% ke level 3.293,43.
"Pasar saham global sejauh ini bertahan dari imbal hasil obligasi jangka panjang," kata Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip Reuters.
Dilansir Reuters, tanda-tanda stabilisasi ekonomi China dan pemulihan ekonomi Eropa turut mendorong kenaikan harga saham global pada semester pertama tahun ini.
Data indeks manajer pembelian versi swasta atau Caixin Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) China menunjukkan pemulihan yang mengejutkan, menambah bukti bahwa pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu ini masih kokoh.
Seperti dikutip dari Bloomberg, PMI Caixin China mencapai 50,4, naik dibandingkan dengan Mei 2017 senilai 49,6 dan Juni 2016 di level 48,6.
Sementara itu, survey perusahaan oleh Bank of Japan menunjukkan sentimen bisnis Jepang meningkat sedikit lebih tinggi dari perkiraan.
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,60% atau 34,85 poin ke level 5.864,56 pada pukul 11.03 WIB.
