Bisnis.com, JAKARTA--BUMN memanfaatkan momentum menariknya pasar obligasi korporasi untuk menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah sebagai salah satu sumber pendanaan alternatif perusahaan pada paruh pertama 2017.
Salah satu indikator menariknya momentum tersebut adalah rendahnya biaya dana akibat menurunnya yield surat utang Indonesia pada saat ini. Yield SUN bertenor 10 tahun sekarang tercatat di level 6,89% atau turun 107 basis poin dari posisi awal tahun sebesar 7,97%.
Dengan situasi itu, kupon obligasi korporasi berpotensi menjadi lebih rendah. Akibatnya, biaya dana yang ditanggung oleh korporasi, termasuk BUMN, bisa ditekan menjadi lebih kecil. Di saat yang bersamaan, BUMN sedang membutuhkan banyak dana untuk keperluan ekspansi atau pembayaran utang jatuh tempo.
Sampai Rabu (14/6), jumlah obligasi yang telah diterbitkan dan sedang ditawarkan oleh 11 BUMN di bawah Kementerian BUMN mencapai Rp36,32 triliun atau melampaui jumlah penerbitan obligasi BUMN senilai Rp33 triliun sepanjang 2016.
Empat BUMN yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., sekarang sedang menggelar masa penawaran awal (bookbuilding) obligasi tersebut.
Jumlah obligasi yang diterbitkan oleh BUMN berpotensi mencapai lebih tinggi lagi mengingat sejumlah perusahaan juga berencana untuk menerbitkan obligasi pada semester II/2017 dimana sebagian dari perusahaan yang sama telah merilis pada kuartal I/2017.