Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA: Indeks Shanghai Composite Ditutup Melemah 0,73%

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,73% atau 23,07 poin ke level 3.130,67, sedangkan indeks CSI 300 ditutup merosot 1,3% atau 46,97 poin ke level 3.535,30.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China ditutup melemah pada perdagangan Rabu (14/6/2017) karena data investasi yang lemah memperkuat pandangan bahwa negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini akan mulai kehilangan beberapa momentum dalam beberapa bulan mendatang.

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,73% atau 23,07 poin ke level 3.130,67, sedangkan indeks CSI 300 ditutup merosot 1,3% atau 46,97 poin ke level 3.535,30.

Sementara itu, indeks Shanghai SE 50, yang dijuluki indeks "nifty 50" China, merosot 1,5% ke level terendah sejak pertengahan Desember, karena para investor melakukan profit taking pada saham blue-chip.

Volume perdagangan hari ini tergolong rendah karena investor menunggu keputusan kenaikan suku bunga AS pada pertemuan Federal Reserve hari ini. Investor juga berspekulasi bank sentral China akan mengikuti kenaikian suku bunga AS dengan melakukan pengetatan, seperti yang dilakukan pada Maret lalu.

Sentimen indeks tertekan oleh data pertumbuhan inflasi yang melambat menyusul kebijakan pemerintah untuk mendinginkan pasar properti, walaupun data penjualan ritel  dan output industri tetap kokoh pada bulan Mei

Berdasarkan data Biro Statistik Nasional China yang dirilis hari ini, output industri naik 6,5% pada bulan Mei dari tahun sebelumnya. Adapun penjualan ritel meningkat 10,7% di bulan Mei, sesuai proyeksi para ekonom.

Sementara itu, investasi aset tetap meningkat 8,6% dalam lima bulan pertama tahun 2017, lebih rendah dari perkiraan karena investasi pengembangan properti melambat.

Jika terus terjadi, pelemahan tersebut menunjukkan stagnasi pertumbuhan ekonomi China dalam beberapa bulan mendatang, meskipun output industri dan penjualan ritel bertahan lebih baik dari perkiraan dan menahan perlambatan lebih lanjut.

"Mengingat data terakhir, kami hampir yakin aka nada perlambatan lanjutan di paruh kedua 2017 dan 2018," tulis Larry Hu, analis Macquarie Capital Ltd, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper