Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja mata uang pound sterling melemah pada perdagangan hari ini (Jumat, 9/6/2017), setelah Partai Konservatif yang dipimpin Perdana Menteri Inggris Theresa May kemungkinan gagal mencapai mayoritas suara yang diharapkan dalam hasil pemilu.
Nilai tukar mata uang pound sterling terjerembab 1,63% ke posisi US$1,2745 per pound pada pukul 10.18 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan hanya 0,01% di posisi 1,2957.
Hasil exit poll pemilihan umum menunjukkan bahwa kubu PM May kemungkinan tidak akan memenangkan kursi mayoritas.
Partai Konservatif diperkirakan hanya akan memenangkan 314 kursi dari total 650 di parlemen. Jumlah tersebut kurang dari dibutuhkan untuk mencapai mayoritas sebesar 326 kursi. Adapun Partai Buruh diperkirakan memenangkan 266 kursi.
Dengan tidak adanya partai yang menjadi mayoritas, terbuka peluang terbentuknya koalisi dalam parlemen. Situasi ini disebut sebagai hung parliament atau koalisi menggantung, yang dapat menimbulkan ketidakpastian politik di Inggris.
Jika hasil exit poll ini benar, Perdana Menteri Theresa May akan kehilangan kepercayaan di masa depan setelah keputusannya untuk mengadakan pemilihan lebih cepat dengan harapan mendapat kursi mayoritas di parlemen.
Baca Juga
“Ada banyak peserta yang ingin memanfaatkan volatilitas akibat peristiwa penting seperti pemilihan Inggris, yang menjelaskan penurunan tajam terhadap pound,” kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities.
Di sisi lain, pergerakan mata uang utama lainnya seperti dolar dan euro terlihat terbatas, menyusul penyampaian testimoni dari mantan Direktur FBI James Comey di depan Kongres Amerika Serikat (AS).
Comey menuduh Presiden Donald Trump telah memecatnya untuk mencoba merongrong penyelidikan Comey terhadap kemungkinan kolusi oleh tim kampanye Trump dengan usaha-usaha yang diduga dilakukan oleh Rusia untuk mempengaruhi pemilihan presiden 2016.
Meskipun agenda ini menjadi sesi dengar Kongres AS yang paling dinanti-nanti dalam beberapa tahun dan dipantau secara cermat oleh para investor, namun tampaknya tidak memberikan wawasan baru untuk pasar keuangan.
“Fokus untuk pasar mata uang yang lebih luas sekarang akan beralih ke pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan depan,” kata Koji Fukaya, Direktur FPG Securities, seperti dikutip Reuters.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini naik 0,40% atau 0,385 poin ke 97,303 pada pukul 10.08 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,43% di posisi 97,332. Kekuatan dolar AS pagi ini ditopang oleh pelemahan tajam pound sterling.
Pada saat yang sama, nilai tukar mata uang euro terhadap dolar AS turun 0,20% ke US$1,192 setelah kemarin berakhir melemah 0,38% di posisi 1,1214.
Dalam pertemuan kebijakannya, bank sentral Eropa tersebut memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya, mengurangi perkiraan inflasi, serta menyatakan bahwa para pembuat kebijakan tidak membahas penskalaan kembali program pembelian obligasi yang masif.
Seperti diketahui, Kamis (8/6) menjadi hari yang sangat penting bagi pasar modal. Fokus para investor tertuju pada sejumlah agenda global penting yakni pemilu Inggris, keputusan rapat ECB, dan penyampain testimoni mantan Direktur FBI James Comey demi mendapat petunjuk arah pergerakan pasar.