Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rabu (04/05) Investor Cermati Berita Berikut Ini

Oso Securities menyatakan beberapa berita baik dalam dan luar negeri menjadi sentimen penggerak pasar dan kurs rupiah hari ini.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA - Oso Securities menyatakan beberapa berita baik dalam dan luar negeri menjadi sentimen penggerak pasar dan kurs rupiah hari ini.

Investor umumnya mengamati berita tersebut hari ini untuk melakukan aksi jual beli di pasar saham. Berikut beberapa berita tersebut

Berita global

The Fed pertahankan bunga di level 0,75% - 1%

Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve memutuskan menahan suku bunga, Rabu waktu setempat (3/5) setelah menggelar rapat dua-harian. Suku bunga The Fed dengan begitu bertahan di level 0,75% - 1%, sama seperti Maret lalu setelah naik 25 basis poin. Dalam pernyataannya di Washington, The Fed menekankan adanya penguatan ketenagakerjaan ketimbang khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS kuartal I-2017 yang mengecewakan. Pada periode Januari-Maret lalu, AS mencatat kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) 0,7% year on year, dan menjadi pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam tiga tahun terakhir. Bank sentral yang dipimpin Gubernur Janet Yellen ini juga melihat belanja konsumer yang solid, investasi bisnis yang membaik, serta inflasi semakin dekat dengan target The Fed yaitu 2%.

Ekonomi zona Euro membaik

Ekonomi Zona Euro di kuartal I-2017 mulai mengejar ekonomi Amerika Serikat (AS). Badan Statistik Komunitas Eropa (Eurostat) melaporkan Blok Zona Euro di 19 negara mencatat produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,5% di kuartal I tahun 2017. Angka awal Zona Euro ini tak berbeda jauh dari PDB AS yang mencatat pertumbuhan sebesar 0,7% di kuartal pertama. Ini gambaran kinerja ekonomi terlemah di negeri Paman Sam sejak kuartal pertama di tahun 2014. Tanda lebih lanjut dari pemulihan ekonomi Zona Euro adalah Eurostat melaporkan Zona Euro mencatat kenaikan PDB 0,1% menjadi 0,5% di kuartal I-2017 dari rasio PDB 0,4% di kuartal IV-2016. Bahkan Eurostat memperkirakan rasio PDB Zona Euro pada kisaran 1,8% di kuartal IV tahun 2017.

Berita domestik

Lebaran belum tentu penerimaan cukai tembakau naik

Meningkatnya konsumsi rumah tangga menjelang puasa dan Lebaran belum tentu meningkatkan penjualan rokok. Hal tersebut menyebabkan penerimaan cukai hasil tembakau pun belum tentu meningkat di bulan Mei dan Juni tahun ini. Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo Siswoyo mengatakan, rokok tidak seperti kebutuhan pangan pokok sehingga kenaikannya tidak signifikan saat puasa dan Lebaran. Menurutnya, jika pun nantinya ada peningkatan atau penjualan rokok, hal itu bukan didorong oleh musim puasa dan Lebaran. Lebih lanjut menurutnya, kenaikan penjualan rokok tersebut didorong oleh daya beli masyarakat. Sementara saat ini daya beli masyarakat masih belum membaik, apalagi adanya kenaikan tarif cukai rokok mulai 1 Januari 2017 lalu yang membuat harga rokok menjadi lebih tinggi. Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 28 April 2017 mencapai Rp 29,4 triliun turun 0,68% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 29,6 triliun.

Meski turun, kinerja Bea Cukai perlu diapresiasi

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan mencatat pertumbuhan kinerja penerimaan pajak pada bulan April ini secara umum berada di kisaran 19% hingga 20%. Meski begitu sementara ini data penerimaan pajak per akhir April 2017 belum final. Sementara itu Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 28 April 2017 mencapai 29,4 triliun atau 15,37% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Capaian tersebut turun 0,68% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar US$ 29,6 triliun. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, pencapaian tersebut layak diapresiasi karena pertumbuhannya konsisten dengan adanya pertumbuhan yang terjaga cukup baik empat bulan ini. Terutama untuk pajak, yang dua tahun terakhir cukup rendah.

Apindo keluhkan perda yang hambat iklim investasi

Para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) masih mengeluhkan hambatan regulasi yang tidak sejalan dengan iklim berinvestasi. Terutama regulasi di tingkat daerah. Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani menegaskan banyak peraturan daerah (Perda) yang tidak sejalan dengan regulasi tingkat pusat. Alhasil justru menjadi batu sandungan untuk dunia usaha. Kondisi ini kata Haryadi diperparah dengan dicabutnya wewenang Kementerian Dalam Negeri untuk menghapus Perda yang dinilai bermasalah oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper