Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pengolahan ikan, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk., akan menambah dua pabrik pembekuan ikan tahun ini untuk memperbanyak pasokan bahan baku. Pabrik-pabrik itu didirikan dengan pola kerja sama operasional (KSO) dengan pengusaha di daerah.
Sekretaris Perusahaan emiten berkode saham DSFI itu, Saut Marbun, mengatakan dua pabrik baru akan didirikan di Kabupaten Buru, Maluku dan Kota Ternate, Maluku Utara.
Saat ini, DSFI mengoperasikan empat pabrik KSO di Makassar, Sulawesi Selatan; Banggai, Sulawesi Tengah; Rembang; Jawa Tengah; dan Lampung, yang mampu memasok ikan tuna, kakap, cumi, gurita, dan lain-lain sebanyak 20-150 ton per bulan ke perseroan.
Pabrik-pabrik itu didirikan secara patungan. Pengusaha daerah menyiapkan lahan dan mendirikan pabrik, sedangkan DSFI menyuplai mesin. Pengusaha daerah itu pula yang mengumpulkan ikan dari nelayan-nelayan mitra untuk dipasok ke DSFI.
"Buru dan Ternate adalah pusat tuna dan cakalang," kata Saut kepada Bisnis, Rabu (5/4/2017).
DSFI sejauh ini sudah menyerap hasil perikanan dari nelayan di Buru dan Ternate dengan sistem beli putus. Dari kedua lokasi, perusahaan yang didirikan oleh Irwan Sudjiamidjaja itu biasa menyerap bahan baku 30 ton per bulan sejak awal tahun.
DSFI menyiapkan belanja modal sekitar Rp5 miliar untuk menyewa lahan dan bangunan di Buru dan Ternate.
Ikan-ikan beku yang dipasok oleh pabrik-pabrik KSO itu kemudian diolah oleh pabrik cabang Jakarta dan Kendari milik perseroan menjadi fillet kakap, loin dan saku tuna, serta makanan olahan.
Tahun lalu, perseroan mengantongi kenaikan omzet 8,4% (year on year) menjadi sekitar Rp604 miliar dari penjualan sebanyak 8.004 ton. Hampir 96% di antaranya disumbang dari ekspor fillet, tuna, gurita, dan cumi-cumi, terutama ke Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Adapun sekitar 4% pendapatan diperoleh dari penjualan kepala, fillet, dan ikan utuh di pasar lokal.
Adapun tahun ini, perusahaan yang kini mayoritas sahamnya dimiliki oleh K. Energy Ltd. dan Winepex Ltd. itu memasang target omzet Rp640 miliar dengan volume penjualan sekitar 8.500 ton.