Bisnis.com, JAKARTA- Bursa Eropa tergelincir setelah RUU Kesehatan yang diboyong Presiden AS Donald Trump gagal lolos dalam pembahasan menjadi undang-undang perawatan kesehatan.
Kegagalan voting di parlemen pada Jumat pekan lalu, memicu keraguan baru atas kemampuan partai Trump untuk menerapkan kebijakan pemotongan pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur.
Indeks Stoxx 600 melemah 0,4% pada penutupan perdagangan Senin (27/3/2017).
“Konsensus pada (reformasi pajak) mungkin cenderung jauh lebih sulit dari pada perawatan kesehatan,” kata Michael Hewson, Kepala Analis Pasar CMC Markets dalam catatannya seperti dikutip Bloomberg, Selasa (28/3/2017).
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat melemah pada penutupan perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB.
Indeks The S & P 500 melemah 2,39 poin atau 0,10% ke 2.341,59 pada penutupan perdagangan Senin (27/3/2017).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 45,74 poin atau 0,22% ke 20.550,98.
Bursa saham AS melemah di saat pasar masih merespons kegagalan Presiden Donald Trump untuk meloloskan RUU Kesehatan untuk menggantikan Obamacare.
Kegagalan tersebut meruntuhkan optimisme pasar jika Trump bisa segera menerapkan kebijakannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi negaranya.
Trump mengatakan siap untuk melanjutkan reformasi pajak.
"Peraturan reformasi fiskal diprediksi akan mengambil waktu lebih lama dari yang diharapkan sebelumnya," kata Tan Kai Xian, Analis Konsultasi GaveKal Research daalm risetnya dikutip Bloomberg, Selasa (28/3/2017).
Pasar saham AS juga menyoroti gerak minyak mentah, mengingat kekhawatiran bengkaknya stok global masih terjadi di saat anggota negara pengespor (OPEC) berjanji memperpanjang emangkasan produksi untuk meningkatkan harga.