Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Literasi dan Inklusi Pasar Modal di Jateng Masih Memprihatinkan

Otoritas Jasa Keuangan Regional III Jawa Tengah DIY menilai tingkat literasi dan inklusi pasar modal di provinsi tersebut masih memprihatinkan
Mengamati pergerakan harga saham./.Antara-Akbar Nugroho Gumay
Mengamati pergerakan harga saham./.Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, SEMARANG—Otoritas Jasa Keuangan Regional III Jawa Tengah DIY menilai tingkat literasi dan inklusi pasar modal di provinsi tersebut masih memprihatinkan.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional III Jateng DIY M. Ihsanuddin mengatakan pada 2013 untuk tingkat literasi hanya mencapai 2,75% dan inklusinya 0% dari total survey. Adapun pada tahun lalu tingkat literasi baru mencapai 3,79% dan inklusinya 0,1%.

Di sisi lain, hal itu pun tak berbeda jauh dengan tingkat literasi dan dan inklusi terhadap pasar modal di tataran nasional yang pada 2013 hanya 3,79% dan 0,11% dari total survey. Jumlahnya pada 2016 hanya meningkat menjadi 4,40% untuk literasi dan 1,25% untuk inklusi.

“Untuk pasar modal masih memprihatinkan seperti itu kondisinya. Karena pemahaman dan pemanfaatan pasar modal oleh masyarakan ini kecil sekali jika dibandingkan dengan keuangan secara umum yang pada 2016 literasinya mencapai 60,7% dan inklusinya di atas 40% dari total survey,” katanya, Senin (6/3).

Menurutnya, tidak ada target pertumbuhan persentase dari pihak OJK terkait hal tersebut ke depan. Namun, ini perlu kerja keras semua pihak untuk semakin aktif meningkatkan kuantitas sosialisasi. Hal itu tak terlepas dari potensialnya masyarakat di wilayah Jateng dan DIY agar berinvestasi di pasar modal..

Di sisi lain, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Sarjito mengatakan tingkat literasi dan inklusi pasar modal perlu ditingkatkan agar porsi investor dalam negeri terus meningkat.

“Karena jika porsi investor dalam negeri lebih besar, pasar modal kita lebih kuat terhadap guncangan,” tuturnya.

Dia menjelaskan, sebelum program Tax Amnesty digulirkan pemerintah, porsi investor asing di pasar modal mencapai 64%. Jumlahnya menurun dan hamper berimbang dengan investor dalam negeri setelah pemerintah menjalankan program pengampunan pajak tersebut.

Dia menyebut, porsi investor asing di pasar modal Indonesia saat ini tidak lebih dari 55%.

Sementara itu, Kepala Kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Semarang Fanny Rifqi el Fuad, mengatakan pihaknya pada akhir Februari lalu mencatatkan penambahan investor di Semarang sebanyak 500 orang menjadi sekitar 14.500 investor.

Adapun di wilayah kerjanya yang meliputi 15 kota dan kabupaten yaitu Brebes, Tegal, Pemalang, Kota dan Kabupaten Pekalongan, Batang, Kendal, Kota dan Kabupaten Semarang, Salatiga, Kudus, Demak, Pati, Jepara, dan Purwodadi saat ini ada sekitar 25.000 investor.

Jumlah itu tercatat melalui 22 perusahaan sekuritas. Di sisi lain, terkait nilai transaksi dia menyebut per hari di Semarang rata rata mencapai Rp1 triliun pada Februri lalu. Jumlah itu tumbuh sekitar 10% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Kalau investor naik karena ada edukasi penuh yang diiringi keharusan inklusi buka akun dengan kemudahan minimal Rp100.000 sehingga dari peserta pasar modal akhirnya inklusi,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya selain memberikan program sekolah pasar modal kepada calon investor, memberikan pula edukasi lanjutan yaitu workshop pasar modal. Hal ini menjaga investor yang sudah mempunyai akun dan mengenal mekanisme perdagangan di bursa untuk akhirnya melakukan pembelian saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper