Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS mampu bergerak lebih stabil pada perdagangan siang ini, Kamis (9/2/2017), meskipun masih terdapat sikap penghindaran risiko yang membatasi lajunya dan menahan imbal hasil obligasi di kisaran level rendahnya.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini dibuka turun tipis 0,01% atau 0,010 poin di level 100,270.
Pergerakannya kemudian berbalik naik 0,04% atau 0,040 poin ke level 100,320 pada pukul 12.17 WIB.
Seperti dilansir Reuters hari ini, indeks dolar menguat ke level tertingginya dalam 14 tahun pada Januari di tengah harapan peningkatan belanja fiskal beserta kebijakan pro-pertumbuhan lainnya di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.
Namun, pergerakannya kemudian perlahan menurun akibat retorika perdagangan proteksionis Trump.
“Saat ini kita berada di fase dimana risiko penurunan terhadap dolar menjadi mendominasi, dengan turunnya imbal hasil obligasi pekan ini melihat risiko politik di Eropa,” ujar Junichi Ishikawa, senior forex strategist IG Securities.
Selain penurunan pada imbal hasil AS, dolar juga tertekan oleh penguatan mata uang yen Jepang di tengah kekhawatiran geopolitik.
Yen juga dapat terus menguat apabila Trump kembali menyatakan kegundahannya atas penguatan dolar dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pekan ini.
Nilai tukar yen kemarin ditutup menguat 0,41% ke posisi 111,94 per dolar AS, meskipun siang ini terpantau melemah 0,26% atau 0,29 poin ke posisi 112,23 per dolar AS pada pukul 12.27 WIB.
Posisi indeks dolar AS
9/2/2017 (Pk. 12.17 WIB) | 100,320 (+0,04%) |
8/2/2017 | 100,280 (+0,02%) |
7/2/2017 | 100,260 (+0,35%) |
6/2/2017 | 99,907 (+0,04%) |
3/2/2017 | 99,868 (+0,08%) |
Sumber: Bloomberg