Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi, PT Nusa Raya Cipta Tbk. melepas kepemilikan sahamnya di PT Bhaskara Utama Sedaya (BUS) kepada PT Astratel Nusantara senilai Rp223 miliar.
BUS adalah pemili 45% saham PT Lintas Marga Sedaya, operator jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Sebanyak 55% saham LMS dimiliki oleh Plus Expressway Bhd, operator jalan tol terbesar di Malaysia.
Berdasarkan keterangan yang dirilis oleh manajemen NRC, Senin (30/1/2017), perseroan telah meneken perjanjian jual beli bersyarat atau PPJB dengan Astratel pada 26 Januari 2017.
Menurut Manajemen, divestasi saham BUS dimaksudkan agar perseroan memperoleh tambahan modal guna mengembangkan bisnisnya. Selain itu, emiten bersandi saham NRCA itu juga bakal mendapat tambahan dana segar.
Presiden Komisari NRC, Johannes Suriadjadja, mengatakan dana hasil divestasi saham di BUS akan digunakan untuk menjajaki investasi baru. "Tapi belum ditentukan penggunaannya [untuk apa]," ujar Johannes kepada Bisnis.com, Senin (30/1/2017).
Dalam catatan Bisnis, emiten konstruksi yang 60% sahamnya dimiliki PT Surya Semesta Internusa Tbk ini mengakuisisi saham BUS sebanyak 14,38% pada 2013 senilai Rp120 miliar. Maka, secara konsolidasi, Surya Internusa memiliki 27% saham LMS secara tidak langsung.
Johannes mengatakan, divestasi saham NRCA di BUS sekaligus membuat kepemilikan saham perseroan secara tidak langsung di LMS susut menadi tinggal 20,5%.
Sebelumnya, pada 17 Januari 2017 lalu, Astrate mengakuisisi saham BUS dari PT Interra Indo Resouce senilai Rp2,5 triliun. Interra merupakan anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.