Bisnis.com, JAKARTA – Laju dolar Amerika Serikat terus melemah terhadap yen pada perdagangan siang ini, Selasa (17/1/2017), seiring turunnya imbal hasil obligasi dengan para investor yang mencari keamanan di tengah kekhawatiran rencana Inggris untuk hard Brexit.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini dibuka dengan penguatan 0,35% atau 0,350 poin di posisi 101,530.
Penguatannya namun perlahan terkikis dan berbalik ke zona merah dengan pelemahan 0,10% atau 0,100 poin ke level 101,080 pada pukul 13.43 WIB.
Di lain sisi, laju nilai tukar yen Jepang masih belum terpatahkan pada hari ketujuh dengan menguat 0,72% atau 0,82 poin ke posisi 113,38 per dolar AS pada pukul 13.53 WIB setelah dibuka stagnan di posisi 114,20.
Greenback melemah untuk hari ketujuh terhadap yen, rentetan pelemahan terpanjang sejak Juni, serta turun terhadap sejumlah mata uang utama.
Pasar saat ini sedang menantikan pidato May yang dijadwalkan akan memberikan penjabaran rencana Inggris menarik diri dari pasar tunggal Uni Eropa untuk barang-barang dan jasa serta mencari hubungan perdagangan baru dengan blok tersebut.
“Dalam perdagangan di Tokyo, pasar akan menantikan pidato May, jadi kekhawatiran atasnya kemungkinan akan berujung pada penghindaran aset berisiko,” ujar Shigeki Yoshitoshi, head of Japan foreign-exchange and commodities sales di Australia & New Zealand Bank Group Ltd, seperti dikutip dari Bloomberg.
Menurutnya, pergerakan dolar terhadap yen sepertinya akan terus tertekan.
Sementara itu, imbal hasil obligasi 10 tahun AS dilaporkan turun 4 basis poin menjadi 2,354% setelah drop 2 basis poin pekan lalu.