Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (3/1/2017) berpotensi menguat seiring dengan masih bertahannya sentiment positif di pekan ini.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan imbal hasil obligasi negara maju selain AS turun lebih cepat dibandingkan penurunan imbal hasil US Treasury, menandakan divergensi kebijakan moneter yang melebar.
Menurutnya, ini bisa jadi pertanda bahwa pengetatan likuiditas tidak terjadi merata di seluruh negara maju sehingga dolar kuat tidak terhindarkan. Adapun, fokus masih tertuju pada inagurasi Donald Trump pada 20 Januari 2017 mendatang.
Sementara itu, rupiah stabildi kisaran Rp13.470 pada perdagangan terakhir 2016 ketika mayoritas kurs lain di Asia justru melemah terhadap dolar. Dari dalam negeri, hari ini fokus tertuju pada inflasi Desember 2016 yang diperkirakan di kisaran 3,1-3,2% YoY, jauh lebih rendah dari angka November 2016.
Di tengah kenaikan harga minyak global, inflasi domestik yang rendah akan memberikan daya tarik lebih terhadap aset berdenominasi rupiah walaupun akan ada tekanan inflasi dari pencabutan subsidi listrik di 2017.
“Kekhawatiran fiskal mulai meredup melihat defisit APBN-P 2016 yang hanya dikisaran 2,64% terhadap PDB hingga Desember 2016. Sentimen positif terhadap rupiah diperkirakan bertahan di minggu ini,” katanya dalam riset.