Bisnis.com, JAKARTA--PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. mengalokasikan belanja modal yang lebih besar pada 2017 dibanding 2016 yakni senilai US$4 juta. Sementara itu, alokasi belanja modal 2016 senilai US$3 juta, akan tetapi penyerapan masih US$2 juta.
Direksi Merck Sharp Dohme Pharma Novian Zein menuturkan belanja modal senilai US$2 juta digunakan untuk memperbaiki sistem di pabrik obat. Dia menuturkan pabrik yang dimodernisasi yakni telah berdiri sejak 1975.
"Modernisasi dan penambahan kapasitas pabrik akan dilakukan bertahap. Biaya modernisasi pabrik itu, memiliki nilai investasi yang setara dengan pabrik baru yakni US$22 juta," ungkapnya, Kamis (21/12/2016).
Sekretris Perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma Ardhi Pradhana menuturkan penjualan pertumbuhan penjualan di domestik mencapai 7% dan ekspor hingga 25%. Dia mengungkapkan penjualan hingga akhir tahun berpotensi menembus Rp2 triliun.
Emiten bersandi saham SCPI ini mencatatkan penjualan per September 2016 senilai Rp1,86 triliun, tumbuh 7,66% dari posisi Rp1,72 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, komponen beban pokok penjualan per kuartal III/2016 mencapai Rp1,6 triliun.
"Tahun depan, kami bisa tumbuhan dua digit," kata Ardhi.
Emiten yang berencana go private ini mencatatkan laba kotor yang menuruna karena pertumbuhan beban pokok yang lebih tinggi dibandingkan penjualan bersih yakni menjadi Rp251,68 miliar per September 2016 atau terkontraksi 19,62% dari posisi Rp313,11 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Komponen selisih kurs telah membuat SCPI mendulang untung hingga Rp50,17 miliar, dari rugi Rp165 miliar. Emiten farmasi ini pun melakukan restrukturisasi organisasi untuk menekan beban perusahaan.
Pada September 2016, SCPI pun berhasil membukukan laba bersih senilai Rp172,59 miliar dari posisi RP26,59 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.