Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Kamis (15/12/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
- PSKT akan stock split 1:5
Pemegang saham PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) telah menyetujui rencana pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio satu banding lima (1:5), dalam rangka meningkatkan likuiditas saham PSKT di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika melihat rasio tersebut, maka nilai nominal saham PSKT nanti akan menjadi Rp 100 per saham dari Rp 500 per saham. Dengan stock split, likuiditas saham diharapkan akan meningkat. PSKT berencana membangun hotel baru tahun depan di Kelapa Gading, Jakarta utara. Konstruksi hotel akan dimulai pada Maret 2017 dan diharapkan selesai dalam 18 bulan. Hotel baru berkapasitas 170 kamar itu membutuhkan biaya investasi hingga Rp100 miliar.
- Rugi bersih INTA berkurang menjadi Rp23 miliar dari Rp252 miliar
PT Intraco Penta Tbk (INTA) masih menderita rugi bersih sebesar Rp23 miliar hingga periode September 2016 namun jumlah itu turun dibandingkan rugi bersih Rp252,14 miliar periode sama tahun sebelumnya. Penjualan mencapai Rp1,03 triliun turun tipis dari penjualan Rp1,040 triliun periode sama tahun sebelumnya dan kenaikan beban pokok menjadi Rp865,10 miliar dari Rp760,43 miliar membuat laba bruto turun menjadi Rp168,88 miliar dari Rp279,90 miliar periode September tahun lalu. Perseroan mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp116,57 miliar turun dari rugi Rp245,57 miliar salah satunya karena diraihnya laba kurs Rp96,43 miliar dari rugi kurs Rp196,33 miliar tahun sebelumnya.
- Anak usaha SMRA dapat pinjaman Rp55 miliar
Anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yakni PT Bintang Mentari Indah (BNMI) kembali mendapatkan pinjaman dari perusahaan afiliasi SMRA yakni PT Semarop Agung. Pinjaman itu kembali diberikan Semarop guna membantu BNMI dalam pengembangan kawasan yang terletak di Kabupaten Maros, Makassar. Pinjaman yang diberikan pada 13 Desember 2016 itu sebesar Rp55 miliar. Sulisman Graha adalah perusahaan yang merupakan pihak terafiliasi dari pemegang saham utama perseroan PT Semarop Agung.
- BTEK konversi obligasi konversi Golden Harves Cocoa
PT Bumi Teknokultura Tbk (BTEK) melakukan konversi Convertible Bond (CB) Golden Harves Cocoa Pte Ltd (GHPL) yang merupakan anak usaha perseroan yang menjadi tambahan penyertaan modal pada 9 Desember 2016. Jumlah CB yang dikonversi sebesar USD39.780.001. Dengan konversi tersebut maka utang GHPL terhadap perseroan telah dikonversi menjadi penyertaan modal. Dengan konversi tersebut memiliki akses terhadap kegiatan operasional GHPL dan bisa memperkuat kemampuan usaha melalui penguatan anak perusahaannya itu.
- TOTL tingkatkan modal anak usaha
PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) melakukan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, dan disetor anak usaha, yakni PT Adhiguna Utama. Perseroan mengumumkan bahwa pada 13 Desember 2016 perseroan melakukan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, dan disetor anak usaha emitan PT Adhiguna Utama. PT Adhiguna Utama merupakan anak usaha 99% PT Total Persada Development yang merupakan anak usaha dari TOTL. Peningkatan modal dasar tersebut dari semula Rp10 miliar ditambah menjadi Rp200 miliar. Kemudian, peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari semula Rp7,5 miliar menjadi Rp150 miliar.
- SGRO selesaikan penjualan saham Pertiwi Lenggara Agromas
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dan PT Arkananta Cahaya Indah (ACI) telah melakukan penutupan transaksi penjualan saham PT Pertiwi Lenggara Agromas (PLA) pada 13 Desember 2016. Transaksi penjualan dilakukan kepada pihak pembeli yakni PT Dhanistha Surya Nusantara (DSN) dan PT Surya Nusantara Sawitindo (SNS) dimana DSN dan SNS tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perseroan. Nilai transaksi penjualan saham PLA sebesar Rp447.246.987.992 yang terdiri dari Rp161.118.155.521 nilai saham yang diperjualbelikan dan pelunasan utang PLA kepada PT Sungai Rangit anak usaha perseroan sebesar Rp286.128.832.471