Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Fed & Optimisme Efek Trump Jadi Sentimen Indeks Pekan Lalu

Waterfront Securities Indonesia mengemukakan indeks di bursa Wall Street pada perdagangan minggu lalu ditutup mixed, setelah indeks Dow Jones mencapai rekor tertinggi
Fed & optimisme efek Trump sentimen utama indeks di bursa AS pekan lalu./.Reuters-Carlo Allegri
Fed & optimisme efek Trump sentimen utama indeks di bursa AS pekan lalu./.Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan indeks di bursa Wall Street pada perdagangan minggu lalu ditutup mixed, setelah indeks Dow Jones mencapai rekor tertinggi.

“Investor optimis pemerintahan Trump akan mendorong faktor positif pada sektor kesehatan dan keuangan, serta memicu kenaikan belanja infrastuktur,” kata Analis Waterfront Securities Octavianus Marbun dalam riset mingguannya.

Dikemukakan Wakil Chairman The Fed menyatakan prospek pertumbuhan ekonomi AS tampak cukup kuat untuk menghadapi kenaikan suku bunga secara bertahap, tapi bank sentral AS mengawasi kenaikan bunga pinjaman pemerintah Amerika.

Perhatian pasar selanjutnya akan tertuju kepada kesehatan ekonomi, dan potensi kenaikan suku bunga The Fed pada bulan depan.

Octavianus mengatakan penguatan terjadi di saham sektor keuangan, tapi terjadi koreksi pada saham sektor teknologi.

Indeks Dow Jones kembali mencapai rekor tertinggi.

Saham teknologi mengalami tekanan jual, sejak pemilihan umum di AS 8 November 2016, karena investor mengalihkan investasinya pada sektor yang dianggap akan lebih diuntungkan dalam pemerintahan Trump, yaitu sektor keuangan, industri dan energi.

Saham perbankan mengalami reli karena ekspektasi adanya deregulasi dan kenaikan suku bunga The Fed.

“Peluang kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan Desember telah meningkat menjadi 91%,” kata Octavianus.

Kemenangan Donald Trump pada pemilu AS lalu, telah menimbulkan spekulasi akan pelaksanaan janji kampanyenya untuk meningkatkan belanja infrastruktur yang akan mendorong terjadinya inflasi dan kenaikan suku bunga lebih cepat.

Hal itu telah memicu pelemahan harga obligasi dan saham negara berkembang. Namun mendorong kenaikan harga logam.

Reboundnya saham sektor teknologi dan penguatan saham sektor energi, karena kenaikan harga minyak mentah.

Indeks Dow Jones mencatatkan rekor tertinggi selama empat hari berturut-turut.

Gubernur Fed Janet Yellen dalam testimoninya di hadapan Kongres ,semakin menguatkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan Desember ini.

Hal tersebut direspons positif oleh pasar, karena mengindikasikan ekonomi AS yang sudah kuat.

Dihari keempat terjadi koreksi pada saham sektor teknologi.

Sedangkan Nasdaq Composite menguat karena reli pada saham sektor teknologi.

Investor masih menantikan seberapa banyak janji kampanye Trump yang akan direalisasikan serta mengantisipasi kenaikan laju inflasi dan naiknya suku bunga.

Janji Trump untuk menurunkan pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur, berpotensi mendorong ekonomi AS tumbuh lebih cepat.

Namun rencana Trump untuk meninjau kembali perjanjian perdagangan bebas dan mengenakan tarif impor, diperkirakan akan merugikan ekonomi AS.

Dollar AS mengalami kenaikan terhadap mata utang lainnya. Sementara itu data PPI bulan Oktober stagnan, lebih rendah dari bulan sebelumnya dan estimasi yang tumbuh 0,3%.

Penjualan ritel naik 0,8% setelah bulan sebelumnya tumbuh 1% dan lebih baik dari perkiraan yang tumbuh 0,6%. Data business inventories bulan September naik 0,1%.

Data inflasi bulan Oktober menunjukkan kenaikan terbesar dalam enam bulan terakhir. Inflasi AS bulan Oktober naik 0,4%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,3%. Untuk inflasi inti sebesar 0,1%, sama seperti bulan sebelumnya.

Data housing starts juga menunjukkan kenaikan pada level tertinggi lebih dari sembilan tahun terakhir menjadi 1,32 juta dari 1,05 juta. Building permits sedikit mengalami kenaikan. Data intial claims mengalami penurunan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro